Monday, January 4, 2016

Lemmy Kilmister

Saat ini, detik ini, tidak ada yang terasa kurang. Karena bernafas saja telah membuatku bahagia. Apalagi dengan lagu-lagu favorit yang terputar di headset. Hanya duduk bernafas, mendengarkan, dan menulis, aku rasa itu semua telah cukup.

Sebenarnya banyak hal yang masih kuinginkin. Terkadang aku ingin 'tuk tidak berhenti bermain gitar, bernyanyi, bahkan menciptakan lagu. Atau membaca, membaca apa saja. Atau mempelajari bahasa-bahasa yang ada di dunia. Atau hal-hal lain yang akan memberikan suatu kesenangan dalam hati. Tapi itu semua serasa tidak penting saat ini. Karena hati ini telah penuh dengan kesenangan dan telah bahagia.

Inilah kenikmatan.. Menyadari kehidupan dengan perasaan yang hidup di dalamnya. Merasakan pagi dengan senyuman. Pelataran yang tampak dari jendela. Kakak adik yang bermain badminton depan rumah. Dengan langit yang biru. Orang-orang yang mulai berlalu lalang. Orang-orang yang diam. Dan diri ini yang dalam perenungan.

Inilah perasaan.. Menyadari satu dua hal yang terus berdatangan seiring berjalannya waktu. Kesadaran dalam hati, dengan simpati dan empati. Seperti beberapa hari yang lalu ketika berita meninggalnya Lemmy Kilmister tersebar ke seluruh dunia. Seluruh penjuru dunia rock n roll tampak sepi dengan perginya seorang sahabat.



Dunia yang berbeda. Kultur yang berlawanan. Lagu-lagunya yang ku putar pun tidak banyak. Tapi jauh di sini ada hal yang bisa memahaminya. Karena kepergian seorang sahabat selalu memilukan. Apalagi sahabat yang telah mengajarkan banyak hal, sahabat yang telah banyak berjasa.

Perasaan yang hidup, itulah yang bisa mewarnai kehidupan ini. Meski matinya perasaan tidak berarti menjadikannya hitam putih.

No comments:

Post a Comment