Pasca bergelut dengan
skripsi kemarin, otak dan jemari sepertinya ingin beristirahat. Tapia pa daya,
hati terus memaksakan ajakannya untuk menulis. Jadi ini inlah; satu-dua pikiran
yang terlintas dalam selang beberapa hari ini.
Yang pertama adalah satu
isu besar (bagi orang muslim normal) yang terjadi di belahan bumi yang lainnya,
tepatnya di negara Turki. Yaitu kegagalan kudeta Presidan Recep Tayyip Erdogan.
Berbagai sumber menyebutkan kalua kegagalan tersebut adalah karena dukungan
rakyat yang kuat terhadap pemerintahan Erdogan, sehingga para pengkudeta selain
berhadapan dengan loyalis pemerintahan, juga berhadapan langsung dengan rakyat
yang langsung turun ke jalanan kita Ankara dan Istanbul. Alhasil, alhamdulillah Turki masih
stabil seperti sedia kala. Menjadi Negara dengan prinsip Islam yang disegani
oleh dunia.
Saya melihat
hal ini sebagai bukti bahwa cita-cita luhur masih bisa diperjuangkan, meskipun
berbagai aral rintangan terus menghadang. Turki bisa, mengapa Indonesia tidak
bisa?? Bagaimana cara menciptakan kemajuan di Indonesia? Yang pertama kali
harus dibenahi adalah pribadi setiap individu untuk selalu menginsyafi dirinya.
Kumpulan individu yang seperti ini adalah menjadi masyarakat yang kuat,
sehingga bangsa yang berkepribadian kuat akan tercipta. Dan dengan begitu akan
muncullah pemimpin yang diidam-idamkan. - Kayaknya mudah sekali dikonsepkan
ya??? – Tapi tidak apa-apa, ini adalah niatan baik, dan niatan baik adalah
suatu kebaikan.
-
Yang Kedua, Adikku tiga hari lagi akan mengikuti jalur mandiri test masuk Universitas (amat jauh beda topiknya ya?? hehehe...) . Ini adalah harapan terakhir untuk bisa masuk ke universitas Negeri. Dan aku dari keluarga, aku disuruh mengantarkanya, padahal aku sendiri punya agenda yang mungkin tidak mungkin (tidak) bisa ditinggalkan. Dan karena agendaku sendiri masih belum jelas, kusanggupi untuk mengantarkannya.
Yang Kedua, Adikku tiga hari lagi akan mengikuti jalur mandiri test masuk Universitas (amat jauh beda topiknya ya?? hehehe...) . Ini adalah harapan terakhir untuk bisa masuk ke universitas Negeri. Dan aku dari keluarga, aku disuruh mengantarkanya, padahal aku sendiri punya agenda yang mungkin tidak mungkin (tidak) bisa ditinggalkan. Dan karena agendaku sendiri masih belum jelas, kusanggupi untuk mengantarkannya.
Ingin
kukatakan padanya “Dunia universitas itu berbeda. Kamu harus memiliki prinsip. Jangan suka
ikut-ikutan. Apalagi
bangga dengan apa yang kamu pura-pura lakukan. Jadi diri sendiri. Tegakkan sholat. Jika kau dalam kesulitan,
meminta bantuanlah dengan sholat dan sabra. Kemudian berbebesar hatilah jika
ada satu-dua hal yang tidak sesuai harapanmu. Dan terakhir, maafkanlah kakakku
ini yang belum bisa banyak membantumu”.
Insyaallah blog ini
akan hidup kembali, guna berbagi satu-dua pikiran, untuk kembali belajar.