Sunday, November 13, 2016

All I Want is You

You say you want
Diamonds on a ring of gold
You say you want
Your story to remain untold

But all the promises we make
From the cradle to the grave
When all I want is you

You say you'll give me
A highway with no one on it
Treasure just to look upon it
All the riches in the night

You say you'll give me
Eyes in a moon of blindness
A river in a time of dryness
A harbor in the tempest

But all the promises we make
From the cradle to the grave
When all I want is you

You say you want
Your love to work out right
To last with me through the night

You say you want
Diamonds on a ring of gold
Your story to remain untold
Your love not to grow cold

All the promises we break
From the cradle to the grave
When all I want is you
All I want is You
All I want is You
All I want is You
You

(All I want is You/ U2)


Saturday, November 12, 2016

Bukan Kisah Putri Dongeng: Cukup, Aku Ingin Pulang.

Bukan Kisah Putri Dongeng: Cukup, Aku Ingin Pulang.: Bunyi detak pada jam dinding, mengarahkan mataku untuk memperhatikannya. Sudah pukul lima sore tapi pekerjaanku tak kunjung selesai. Hampa...

Thursday, November 10, 2016

Pandangan Makro

Umat Islam menghadapi isu yang berkembang luar biasa hari-hari ini. Semua orang yang kutemui membahasnya. Apa daya.. aku pun ikut membahasnya. Sok menganalisis. Anggap saja itu semua sebagai proses belajar. Belajar mengerti apa yang terjadi. Memahami sebab dan akibat di balik semua itu. Dan yang paling penting memetik hikmah yang ada.

Kejadian (Aksi Damai 411) yang terjadi beberapa hari yang lalu – tidak bisa dipungkiri – akan ditulis oleh sejarah. Akan banyak yang menceritakan ulang apa yang terjadi kepada generasi yang akan datang. Terutama bagi generasi yang lahir di tahun 90’an. Satu generasi yang telah dan bisa ikut terjun dan menjadi bagian peristiwa besar ini. Dan sebagai generasi yang baru dan telah bisa memahami, mereka harus benar-benar mengambil pelajaran yang bisa diterapkan dan dimanfaatkan untuk masa depan. Karena pemangku kebijakan di masa depan adalah tangan-tangan mereka. Pun yang akan mengkomando gerakan-gerakan serupa adalah juga akan di tangan mereka.

Apalagi ditambahkan dengan yang terjadi kemarin, di negeri nun jauh di sana, Amerika Serikat sebentar lagi akan dipimpin Presiden baru yang katanya orangnya agak gimana gitu. Setiap orang yang memiliki prospek dan pandangaan makro serta didukung dengan konsumsi informasi yang luas, ketika yang melihat itu semua – dengan kacamata masing-masing - , diharapkan tidak hanya menganggapnya sebagai lading penunjukan eksistensi diri, tapi juga harus menjadikannya bekal terhadap apa yang dihadapi di masa yang akan datang.

Dan demikianlah kehidupan manusia, oleh sebab itu Sang Khaliq terus memandu hamba-hambanya. Panduan yang tidak akan lekang.

Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ [الحشر: 18]

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18)

Allah Tuhan semesta alam telah menyeru kepada ciptaanNya yang tulus mengakui eksistensinya - orang-orang yang beriman - untuk memiliki suatu prospek. Prospek atau rencana untuk hari esok. Tidak hanya itu, Ia dengan sangat baik telah memberitahukan bahwa apa yang terjadi untuk hari esok/ masa depan memiliki keterkaitan dengan apa yang telah dan sedang terjadi. Apa yang terjadi dari perbatan tiap individu seorang Mu’min tersebut atau apa yang terjadi di alam luas sekitarnya. Kejadian dan isu-isu yang berkembang dan yang telah manjadi bagian dari kehidupan si Mu’min termasuk di antaranya. Dan jika setiap Mu’min mengerti dan menyadari seruan yang sangat baik ini, akan tercipta kesadaran kolektif, dan diujung akan membentuk satu umat terbaik.

Dan itu tidak mudah, oleh sebab itu jawaban atas seruan ini harus selalu diawali dan diakhiri dengan ketakwaan. Suatu kepatuhan tanpa batas atas segala tuntutan ilahiyah. Dengan begitu Allah subahanahu wa ta’ala akan memantau pandangan makro tiap hambanya karena Ia Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan. Ia akan membenarkan yang salah, meluruskan yang rancu. Dan diakhir Ia akan mengiringi langkah-langkah kecil yang ditempuh umatNya.


Wednesday, November 9, 2016

Kelabu-Kelabu Yang Menakuti

Dari siang sampai maghrib hujan tidak berhenti. Tahu sendirilah bagaimana suasana hati ketika hujan di sore hari? Ada semacam warna kelabu menggantung. Menggantung entah di mana, tetapi kelabu itu ada di sini, di kepala, di mata, dan di hati.

Kucoba untuk mencerahkan diri. Tidak ada yang mendukung. Ataukah niatku yang kurang kuat? Kelabu it terus mengawang. Seperti raksasa yang membayangi. Tidak bisa bebas dan tidak bisa keluar dari cengkeramannya.

Aku ingin keluar dari kegelapan ini. Merasakan bentangan cahaya terang. Kehangatan dalam kehangatan. Keceriaan dalam senyuman cerah. Kerlap-kerlip gemintang mendendangkan cerita. Hanya saja.. suara hujan itu mengungkung mereka semua. Pendengaranku penuh dengan suara rintihan yang tidak tampak.

Tapi aku tidak sedih. Sepertinya perasaan itu sudah lama tak ada di sini. Mungkin karena hati ini tidak bertuan sehingga bentuk dan rupanya seperti rumah kosong. Sepi dan kotor.

Hmm.. gemericik gerimis masih terdengar dan terasa. Andaikan rumah kosong ini kecipratan airnya, aku yakin satu, dua debu di sana akan meleleh.

Metaforaku terlalu jauh.

Tapi benar..

Ketika kepala ini kutengadahkan ke langit. Tetesan-tetesan dari langit itu sedikittnya bisa meluluhkan kelabu-kelabu gelap yang menggeluyuti. Pikiranku langsung terbawa pada jutaan orang yang tidak dapat tempat berlindung dalam keadaan seperti ini. Tiada tempat berteduh dari hujan. Tiada sarana menghangatkan diri ketika dingin. Tidak tempat bernaung. Oleh sebab itu.. aku harus bersyukur.

Aku adalah satu dari sekian banyak penerima kenikmatan. Aku adalah satu dari sekian banyak yang selamat dari kesengsaraan. Aku adalah keberuntungan. Namun begitu.. aku hanyalah hamba yang bodoh yang terus lupa.

Maka..

Biarkan hitam itu bergelayut. Kelabu-kelabu yang membayangi dan menakuti. Raksasa yang mengangkangi. Biarkan itu semua.. aku hanya ingin melangkah dan tersenyum berterima kasih kepada Yang Maha Kuasa.

Sumber gambar: http://pre02.deviantart.net/