Musik semakin menggema di
telinga. Jika saja tidak ada yang menciptakan waktu, mungkin akan aku sanggup
untuk menghabiskan sisa hidup ini untuk mendengarkannya semua. Karena
mendengarkannya memberikan rasa tidak akan pernah sama. Selalu terdapat pengalaman baru.
Nietzhe berkata kalau kehidupan
ini akan error jika tidak ada musik. Cukup masuk akal bagi seorang yang telah
membunuh Tuhan dalam pikirannya. Hanya saja pendapatku mungkin agak tidak sama
atau mungkin bahkan lebih. Kehidupan tanpa musik akan membuatnya tidak
bernilai, karena tidak akan ada usaha untuk mengendalikan waktu untuk
menghadap ke Penciptanya. Musiklah yang membedakan rasa pada setiap detik waktu
yang kita rasakan.
Itulah mengapa aku menyukainya.
Seperti saat ini, sore kelabu dengan pilihan antara antara memasangkan headset di telinga
atau mengerjakan hal lainnya. Untungnya belum pernah kujumpai pilihan yang sulit karena
aku tak pernah memikirkan untuk memilih apa, hanya mengikuti ke mana kaki
melangkah, dan di situlah aku.
Sabar adalah satu sikap yang bisa
diisi dengan sikap yang lainnya. Dan mendengarkan musik adalah satu pekerjaan
yang bisa diisi dengan melakukan
pekerjaan lain. Musik dengan menulis. Musik dengan membaca. Musik dengan
menyapu. Musik dengan makan. Musik dengan menari. Atau bahkan musik dengan
tidur. Dan itulah mengapa manusia menjadi sangat sepesial. Makhluk lain tidak
ada yang bisa menikmati music seperti kita. Bahkan mungkin sampai malaikat dengan segala
kemampuannya.
Pepatah berkata "kau harus memiliki
musikmu sendiri". Paling tidak untuk suatu kesempatan tertentu atau untuk seseorang.
Untuk yang pertama, telah banyak kisah dan kenangan yang tersirat di playlist yang
kusimpan. Tapi untuk yang kedua, musik untuk seseorang, aku belum menemukannya. Karena aku
belum menemukannya.
Mungkin suatu ketika nanti,
ketika waktu itu datang, musik yang tepat akan dating dengan sendiri membingkainya. Satu dua nada
sederhana akan terasa tidak sesederhana itu. Akan menggema di telinga, mata,
pipi, bibir, pikiran, tangan, kaki, perut, lutut, pinggul, jantung, dan tentu
saja hati. Ahh... Kuharap kalian sabar!
No comments:
Post a Comment