Wednesday, March 25, 2015

Menggema di ....

Musik semakin menggema di telinga. Jika saja tidak ada yang menciptakan waktu, mungkin akan aku sanggup untuk menghabiskan sisa hidup ini untuk mendengarkannya semua. Karena mendengarkannya memberikan rasa tidak akan pernah sama. Selalu terdapat pengalaman baru.

Nietzhe berkata kalau kehidupan ini akan error jika tidak ada musik. Cukup masuk akal bagi seorang yang telah membunuh Tuhan dalam pikirannya. Hanya saja pendapatku mungkin agak tidak sama atau mungkin bahkan lebih. Kehidupan tanpa musik akan membuatnya tidak bernilai, karena tidak akan ada usaha untuk mengendalikan waktu untuk menghadap ke Penciptanya. Musiklah yang membedakan rasa pada setiap detik waktu yang kita rasakan.

Itulah mengapa aku menyukainya. Seperti saat ini, sore kelabu dengan pilihan antara antara memasangkan headset di telinga atau mengerjakan hal lainnya. Untungnya belum pernah kujumpai pilihan yang sulit karena aku tak pernah memikirkan untuk memilih apa, hanya mengikuti ke mana kaki melangkah, dan di situlah aku.

Sabar adalah satu sikap yang bisa diisi dengan sikap yang lainnya. Dan mendengarkan musik adalah satu pekerjaan yang bisa diisi dengan melakukan pekerjaan lain. Musik dengan menulis. Musik dengan membaca. Musik dengan menyapu. Musik dengan makan. Musik dengan menari. Atau bahkan musik dengan tidur. Dan itulah mengapa manusia menjadi sangat sepesial. Makhluk lain tidak ada yang bisa menikmati music seperti kita. Bahkan mungkin sampai malaikat dengan segala kemampuannya.

Pepatah berkata "kau harus memiliki musikmu sendiri". Paling tidak untuk suatu kesempatan tertentu atau untuk seseorang. Untuk yang pertama, telah banyak kisah dan kenangan yang tersirat di playlist yang kusimpan. Tapi untuk yang kedua, musik untuk seseorang, aku belum menemukannya. Karena aku belum menemukannya.

Mungkin suatu ketika nanti, ketika waktu itu datang, musik yang tepat akan dating dengan sendiri membingkainya. Satu dua nada sederhana akan terasa tidak sesederhana itu. Akan menggema di telinga, mata, pipi, bibir, pikiran, tangan, kaki, perut, lutut, pinggul, jantung, dan tentu saja hati. Ahh... Kuharap kalian sabar!

No comments:

Post a Comment