Friday, May 30, 2014

Menemani Pagi

Selalu menyenangkan ketika kau bisa menemani pagi, menemaninya sebelum dia pergi menjelma menjadi panas siang yang menyilaukan. Selalu menyenangkan ketika kau bisa merasakan angin-angin sejuk pagi yang menyentuh pipimu. Kicauan burung, awan putih, langit biru, lambaian dedaunan, suara motor samping jalan yang menderu, dan duduk diam menantinya dengan tetapan itu.

Tapi ketika empuk kasur dan hangat selimut masih mendekapmu, itulah jalan terjal yang harus kau taklukan. Tidak ada hasil jika tanpa usaha. Tidak ada kesenangan tanpa kepayahan. Tidak ada kantuk istirahat tanpa kerja keras. Dan inilah hidup..

Semua bermuara pada hal-hal pertama, hal-hal yang mengawalinya. Sungguh terasa berat untuk dilaluli, seperti halnya hidup itu sendiri. Ketika si merah jabang bayi baru terlahir, atau proses ketika itu, semuanya terasa berat.. Sang ibu begitu berat menahan sakit yang kemudian diakhiri dengan jerit tangisan si bayi yang baru mengenal dunia. Dan itulah awal dari kehidupannya yang tidak akan pernah bisa dianggap sebagai usaha yang ringan.

Pepatah mengatakan bahwa mereka yang memulai memiliki keutamaan meskipun mereka yang melanjutkan lebih baiik. Ooops... dia telah lewat.. Kerudung hitam, baju kuning kehijauan, rok panjang hitam. Dan telah berlalu. Hehehe...

Pak Masfuk dulu pernah berkata, "apapun yang akan kamu lakukan, mulailah..! Mulai ! mulai ! dan Mulai !" dan itu sangat benar. Seperti halnya ketika aku memulai menyibakkan selimutku, dan berdiri meninggalkan belaian menggoda kasur kuningku. Kemudian disusul dengan memulai langkah pertamaku ke luar sana, untuk menemani pagi.

No comments:

Post a Comment