Monday, May 23, 2016

Ramadhan oh Ramadhan

Sebentar lagi Ramadhan. Terasa ga terasa, ga masalah. Yang penting sebentar lagi Ramadhan, bulan yang istimewa bagi umat Islam.

Flashback.. selama setahun ini (pasca Ramadhan yang lalu), banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan yang saya tidak tahu kenapa, itu semua berujung pada penantian Ramadhan nanti. Iya.. Saya menantikan Ramadhan. Saya menantikan suasana itu, sahur, dahaga siang, sore jingga yang lunglai, ta'jil, buka puasa, sholat tarawih, kehangatan malam, lantunan tadarus Al Quran, semua itu..

Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Biasanya hanya Ramadhan datang, ya datang, puasa ya ikut puasa, terawih ya terawih, pokoknya ikut-ikutan.
Eh.. pengecualian, Ramadhan kemarin saya pas KKN, jadi agak beda..

*foto bekas kenang-kenangan KKN.. Suasana pagi jam 5'an,
Sekilas cerita, KKN kemarin sungguh luar biasa. Bayangkan.. ternyata masih ada pulaau Jawa yang padat ini yang satu dusun dihuni hanya 12 rumah. Alhamdulillah di tempatkan di sana. Menjadi bagian dari mereka selama kurang lebih 30 hari, sesuatu yang luar biasa. 

...kembali ke Ramadhan. Menyongosng Ramadhan ini, sesuatu di hati ini. Mungkin inikah yang dinamakan Iman yang naik. Jika memang benar, saya ingin hal ini berlangsung selamanya.

Spiritual setiap orang memang berbeda-beda. Ini adalah pengalaman pribadi setiap orang. Apalagi dalam Islam, ada khazanah sufism dengan maqomat dan ahwalnya yang tidak bisa dibilang sederhana. Ada dimensi tersendiri di sana yang hanya bisa benar-benar dimengerti dengan merasakannya. Saya tidak tahu.. tapi apakah ini, yang saya rasakan ini ada kaitan dengan itu semua, saya tidak tahu.

Memang inilah kehidupan. Antara ruang dan waktu dan petuangalan di antaranya. Pendakian gunung, penyusuran lembah, pengarungan samudra, tapi saya, kurang lebihnya, sampai saat ini masih lebih banyak berpetualangan di sini, di dalam otak dan hati. Kalau boleh dikatakan, berfilsafat, termasuk mungkin di dalamnya memfilsafati keimanan.

Jika terlalu jauh, nanti pembaca yang terhormat bisa-bisa ikut seperti saya. Oleh sebab itu, kembali kepada penantian Ramadhan ini, marilah kita persiapkan diri kita. Ada banyak hal menanti kita di sana. Ada pelajaran yang harus kita telaah kembali seperti dulu.

Ramadhan oh Ramadhan, dia tetap seperti itu.
Akulah yang harus malu
Butiran hikmahnya sering kulewati
Apaun Kau selalu mengasihi

Dia tetap seperti itu
Hati ini yang selalu lugu
Padahal bersamanya menanti fitri
Kemenangan bagi dia yang dikasihi

No comments:

Post a Comment