tag:blogger.com,1999:blog-38390250992606511402024-03-13T15:33:07.225-07:00Terlahir Untuk BelajarBelajar Menulis,
Belajar Memahami,
Belajar Ikhlas,
Belajar baik,
Belajar Cinta,
Belajar Bijaksana,
Belajar Semua....Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.comBlogger80125tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-32483326316163960912016-11-13T14:07:00.001-08:002016-11-13T16:20:25.313-08:00All I Want is You<div class="lyrics-body">
<div class="js-lyric-text" id="lyrics-body-text">
<div class="verse" style="text-align: center;">
You say you want<br />
Diamonds on a ring of gold<br />
You say you want<br />
Your story to remain untold</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
But all the promises we make<br />
From the cradle to the grave<br />
When all I want is you</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
You say you'll give me<br />
A highway with no one on it<br />
Treasure just to look upon it<br />
All the riches in the night</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
You say you'll give me<br />
Eyes in a moon of blindness<br />
A river in a time of dryness<br />
A harbor in the tempest</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
But all the promises we make<br />
From the cradle to the grave<br />
When all I want is you</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
You say you want<br />
Your love to work out right<br />
To last with me through the night</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
You say you want<br />
Diamonds on a ring of gold<br />
Your story to remain untold<br />
Your love not to grow cold</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
All the promises we break<br />
From the cradle to the grave<br />
When all I want is you</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
All I want is You</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
All I want is
You <br />
All I want is You <br />
You</div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="verse" style="text-align: center;">
(All I want is You/ U2)</div>
<div class="verse">
<br /></div>
<div class="verse">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8cPt2GvLqLlTxCMXgRbydM85LKzUk27aBjwQyyjTCvfQAHHuPoros7aGm4fxk2HrCdl3EAMlFu3OoTdVOgW49Df1DHZNBWRT64yepiV2azMVAgDKJSDc8peL3j3J_ZvFOtO5BH95DfL4/s1600/healthPartners.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8cPt2GvLqLlTxCMXgRbydM85LKzUk27aBjwQyyjTCvfQAHHuPoros7aGm4fxk2HrCdl3EAMlFu3OoTdVOgW49Df1DHZNBWRT64yepiV2azMVAgDKJSDc8peL3j3J_ZvFOtO5BH95DfL4/s400/healthPartners.jpg" width="400" /></a></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-32520117175866111702016-11-12T01:52:00.001-08:002016-11-12T01:52:58.833-08:00Bukan Kisah Putri Dongeng: Cukup, Aku Ingin Pulang.<a href="http://putrishadi.blogspot.com/2016/11/cukup-aku-ingin-pulang.html?spref=bl">Bukan Kisah Putri Dongeng: Cukup, Aku Ingin Pulang.</a>: Bunyi detak pada jam dinding, mengarahkan mataku untuk memperhatikannya. Sudah pukul lima sore tapi pekerjaanku tak kunjung selesai. Hampa...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-50899092396721792702016-11-10T20:08:00.002-08:002016-11-12T04:09:31.200-08:00Pandangan MakroUmat Islam menghadapi isu yang berkembang luar biasa hari-hari ini. Semua orang yang kutemui membahasnya. Apa daya.. aku pun ikut membahasnya. Sok menganalisis. Anggap saja itu semua sebagai proses belajar. Belajar mengerti apa yang terjadi. Memahami sebab dan akibat di balik semua itu. Dan yang paling penting memetik hikmah yang ada. <br /><br />Kejadian (Aksi Damai 411) yang terjadi beberapa hari yang lalu – tidak bisa dipungkiri – akan ditulis oleh sejarah. Akan banyak yang menceritakan ulang apa yang terjadi kepada generasi yang akan datang. Terutama bagi generasi yang lahir di tahun 90’an. Satu generasi yang telah dan bisa ikut terjun dan menjadi bagian peristiwa besar ini. Dan sebagai generasi yang baru dan telah bisa memahami, mereka harus benar-benar mengambil pelajaran yang bisa diterapkan dan dimanfaatkan untuk masa depan. Karena pemangku kebijakan di masa depan adalah tangan-tangan mereka. Pun yang akan mengkomando gerakan-gerakan serupa adalah juga akan di tangan mereka. <br /><br />Apalagi ditambahkan dengan yang terjadi kemarin, di negeri nun jauh di sana, Amerika Serikat sebentar lagi akan dipimpin Presiden baru yang katanya orangnya agak gimana gitu. Setiap orang yang memiliki prospek dan pandangaan makro serta didukung dengan konsumsi informasi yang luas, ketika yang melihat itu semua – dengan kacamata masing-masing - , diharapkan tidak hanya menganggapnya sebagai lading penunjukan eksistensi diri, tapi juga harus menjadikannya bekal terhadap apa yang dihadapi di masa yang akan datang.<br />
<br />Dan demikianlah kehidupan manusia, oleh sebab itu Sang Khaliq terus memandu hamba-hambanya. Panduan yang tidak akan lekang.<br />
<br />Allah SWT berfirman: <br /><br />يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ [الحشر: 18]<br /><br />Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18) <br /><br />Allah Tuhan semesta alam telah menyeru kepada ciptaanNya yang tulus mengakui eksistensinya - orang-orang yang beriman - untuk memiliki suatu prospek. Prospek atau rencana untuk hari esok. Tidak hanya itu, Ia dengan sangat baik telah memberitahukan bahwa apa yang terjadi untuk hari esok/ masa depan memiliki keterkaitan dengan apa yang telah dan sedang terjadi. Apa yang terjadi dari perbatan tiap individu seorang Mu’min tersebut atau apa yang terjadi di alam luas sekitarnya. Kejadian dan isu-isu yang berkembang dan yang telah manjadi bagian dari kehidupan si Mu’min termasuk di antaranya. Dan jika setiap Mu’min mengerti dan menyadari seruan yang sangat baik ini, akan tercipta kesadaran kolektif, dan diujung akan membentuk satu umat terbaik. <br /><br />Dan itu tidak mudah, oleh sebab itu jawaban atas seruan ini harus selalu diawali dan diakhiri dengan ketakwaan. Suatu kepatuhan tanpa batas atas segala tuntutan ilahiyah. Dengan begitu Allah subahanahu wa ta’ala akan memantau pandangan makro tiap hambanya karena Ia Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan. Ia akan membenarkan yang salah, meluruskan yang rancu. Dan diakhir Ia akan mengiringi langkah-langkah kecil yang ditempuh umatNya. <br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGGqKnMi7elKq-3BCWkxWXDVHs6qXZUj1RJ4JsyeJGSDr_CHMxOad0L-9pBfjOdxMV94FGlBfDtzLGNKv9eHRVSDrBqGNd3GEAAL53grRnmtpe5Bo3pyeD9NfuOujlTYDYhriyhG8vRpw/s1600/CwZUkTCUkAA_zAy.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGGqKnMi7elKq-3BCWkxWXDVHs6qXZUj1RJ4JsyeJGSDr_CHMxOad0L-9pBfjOdxMV94FGlBfDtzLGNKv9eHRVSDrBqGNd3GEAAL53grRnmtpe5Bo3pyeD9NfuOujlTYDYhriyhG8vRpw/s640/CwZUkTCUkAA_zAy.jpg" /></a><br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-77693152575927349332016-11-09T04:07:00.003-08:002016-11-12T04:13:17.877-08:00Kelabu-Kelabu Yang MenakutiDari siang sampai maghrib hujan tidak berhenti. Tahu sendirilah bagaimana suasana hati ketika hujan di sore hari? Ada semacam warna kelabu menggantung. Menggantung entah di mana, tetapi kelabu itu ada di sini, di kepala, di mata, dan di hati. <br />
<br />
Kucoba untuk mencerahkan diri. Tidak ada yang mendukung. Ataukah niatku yang kurang kuat? Kelabu it terus mengawang. Seperti raksasa yang membayangi. Tidak bisa bebas dan tidak bisa keluar dari cengkeramannya.<br />
<br />
Aku ingin keluar dari kegelapan ini. Merasakan bentangan cahaya terang. Kehangatan dalam kehangatan. Keceriaan dalam senyuman cerah. Kerlap-kerlip gemintang mendendangkan cerita. Hanya saja.. suara hujan itu mengungkung mereka semua. Pendengaranku penuh dengan suara rintihan yang tidak tampak. <br />
<br />
Tapi aku tidak sedih. Sepertinya perasaan itu sudah lama tak ada di sini. Mungkin karena hati ini tidak bertuan sehingga bentuk dan rupanya seperti rumah kosong. Sepi dan kotor. <br />
<br />
Hmm.. gemericik gerimis masih terdengar dan terasa. Andaikan rumah kosong ini kecipratan airnya, aku yakin satu, dua debu di sana akan meleleh. <br />
<br />
Metaforaku terlalu jauh. <br />
<br />
Tapi benar.. <br />
<br />
Ketika kepala ini kutengadahkan ke langit. Tetesan-tetesan dari langit itu sedikittnya bisa meluluhkan kelabu-kelabu gelap yang menggeluyuti. Pikiranku langsung terbawa pada jutaan orang yang tidak dapat tempat berlindung dalam keadaan seperti ini. Tiada tempat berteduh dari hujan. Tiada sarana menghangatkan diri ketika dingin. Tidak tempat bernaung. Oleh sebab itu.. aku harus bersyukur. <br />
<br />
Aku adalah satu dari sekian banyak penerima kenikmatan. Aku adalah satu dari sekian banyak yang selamat dari kesengsaraan. Aku adalah keberuntungan. Namun begitu.. aku hanyalah hamba yang bodoh yang terus lupa. <br />
<br />
Maka..<br />
<br />
Biarkan hitam itu bergelayut. Kelabu-kelabu yang membayangi dan menakuti. Raksasa yang mengangkangi. Biarkan itu semua.. aku hanya ingin melangkah dan tersenyum berterima kasih kepada Yang Maha Kuasa. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil1Kadrz0XRnRy7E7111VkVbemo2TAg09l19QPMCOIEYeanRdJgRd0m19_4G2qrvmmRWNEjAS4kMHSTgonJ_muSZ03pt7Wxg-E0qpFTI02Heqyi5ItNo4dZ2ILssTk4uYfQ5HV7V8JOYw/s1600/secerah_kelabu_by_soultodeny.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil1Kadrz0XRnRy7E7111VkVbemo2TAg09l19QPMCOIEYeanRdJgRd0m19_4G2qrvmmRWNEjAS4kMHSTgonJ_muSZ03pt7Wxg-E0qpFTI02Heqyi5ItNo4dZ2ILssTk4uYfQ5HV7V8JOYw/s400/secerah_kelabu_by_soultodeny.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber gambar: http://pre02.deviantart.net/ </td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-70909722653155581612016-10-12T20:33:00.000-07:002016-10-12T20:33:01.828-07:00Di Perpustakaan 2Cerita sebelumnya <a href="http://catatanterimakasih.blogspot.co.id/2016/09/di-perpustakaan-1.html" target="_blank">di sini</a> <br />
<br />
Sudah tiga hari kami mengejar target program-program yang tersusun
dalam agenda perombakan perpustakaan ini. Kali ini bukan program-program
kecil seperti pengadakan buku baru. atau lainnya. tapi benar-benar perombakan. Yang
tadinya perpustakaan ini tergolong kecil dengan standard pas akan
berubah menjadi perpustakaan besar dan di atas standard. Tepatnya
perluasan dari yang hanya menempati lantai dua itupun tidak
seluruhnya, menjadi tiga lantai penuh. Pada intinya satu gedung ini
menjadi gedung perpustakaan.<br />
<br />
Tiga tahun bekerja di sini, baru
inilah tanda positif yang kudapatkan. Berarti penyediaan informasi
ilmiah benar-benar mendapat dukungan dan perhatian serius dari instansi
ini. Dan memang seharusnya seperti itu, karena tempat ini adalah
perguruan tinggi. Meskipun swasta dan tidak terlalu besar, perpustakaan
adalah elemen penting dalam dunia perguruan tinggi.<br />
<br />
Aku sedikit
bingung ketika Pak Sujono memberitahukan hal ini secara langsung
kepadaku di kantornya. Padahal berita ini bisa saja disampaikan oleh Bu
Andini atau Pak Romeo atau kalau bisa Dewi atau siapa saja. Beliau
berbicara denganku empat mata mengenai program-program yang terencana.
Bahkan memberi tahu beberapa kebijakan yang akan diambil setelah
perluasan ini selesai.<br />
<br />
Pekerjaanku untuk siang ini telah selesai.
Kulihat ruangan sebelah Pak Angga masih terlihat sibuk dengan komputer
mejanya. Bagian sistem dan data pasti sangat sibuk menyiapkan program
baru untuk system katalogisasi buku. Itulah yang kudengar. Perpustakaan
bertambar besar, sistemnya pun harus lebih besar, atau tepatnya lebih
accessible.<br />
<br />
Kulihat Dewi yang hanya tampak kerudung merahnya juga
sepertinya masih terpekur dengan pekerjaannya. Padahal sebentar lagi
waktu menunjukkan ishoma. Sampai saat ini aku masih menunggu kesempatan
untuk mengenal Dewi lebih dalam. Dan kupikir satu-satunya kesempatanku
mendekatinya adalah saat-saat makan siang. Dan sepertinya kali ini aku
harus nekad lagi.<br />
<br />
“Andi, kamu dipanggil Pak Angga!” Bu Andini memberitahuku.<br />
<br />
“Sekarang?” Jawabku heran, padahal sebentar lagi waktunya rehat.<br />
<br />
“Iya.. cepat sana! Katanya penting!” Jawab Bu Andini sambil berdiri mengangkat tumpukan buku.<br />
<br />
Aku
memasuki bagian ruangan system dan data. Dewi yang sedang duduk
mendongak melihatku masuk. Aku hanya tersenyum kepadanya. Dan seketika
itu Pak Angga langsung memanggil namaku. Aku langsung berjalan ke
mejanya yang hanya berjarak dua meja dari meja Dewi.<br />
<br />
“Andi.. kamu
isikan kolom-kolom ini sesuai dengan nama-nama klasifikasi buku beserta
nomor-nomornya. Pakai komputer ini saja!” Pak Angga berdiri dan
mempersilahkanku untuk duduk di tempatnya.<br />
<br />
“Sekarang Pak?” Aku masih ragu, karena ku kira waktunya tidak pas.<br />
<br />
“Iya, besok ini sudah akan dilihat oleh Pak Kepolo” Yang dia maksudkan adalah Pak Sujono Kepala Perpustakaan ini.<br />
<br />
“Oke”
Aku mengiyakan, sementara hatiku berkata 'apa boleh buat'. Perut
sudah terasa keroncongan. Pagi tadi hanya sarapan sedikit. Tapi karena
ini adalah bagian dari pekerjaan yang sudah kukomitmenkan, maka aku
harus menjalankannya.<br />
<br />
Kumulai pengisian kolom-kolom yang
ditugaskan dengan harapan lebih cepat selesai. Beberapa menit berselang
baru kusadari ternyata ini adalah sistem katalogisasi buku yang baru.
Sistem baru yang katanya open source, berarti program ini nanti bisa
dikembangkan sendiri sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Tetapi di
sisi lain berarti penginputan data buku harus dimulai lagi dari awal.
Kecuali kalau telah ada back up data dari system yang lama yang bisa
diimport ke sistem yang baru ini. Kepalaku sedikit ngilu memikirkan
beratnya pekerjaan jika harus menginput ulang lagi seluruh data buku.<br />
<br />
Tak
kusadari Pak Angga telah meninggalkan ruangan. Beberapa staff yang lain
juga telah pergi. Tapi tidak jauh dariku, si kerudung merah ini masih
tak beranjak. Masih duduk sibuk dengan mouse di tangan.<br />
Baru
terpikir olehku kalau ini adalah suatu kesempatan. Kesempatan yang telah
kutunggu-tunggu. Kulirik dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah
kaca mata. Kemudian dia mengambil satu buku di samping monitor
komputernya. Dia baca buku tersebut.<br />
<br />
“Dewi.. baca buku apa?”
kupaksaan memulai percakapan. Percakapan yang tidak lagi berkaitan
dengan acara makan siang seperti beberapa hari yang lalu yang gagal
total. Kulihat wajahnya yang sedikit berbeda karena baru kali ini aku
melihatnya memakai kaca mata.<br />
<br />
“Buku tentang antropolgi mas” Dia menjawab sambil tersenyum.<br />
<br />
Aku
hanya manggut-manggut. Ingin membuka sedikit diskusi, tapi aku sama
sekali tidak mengerti masalah antropologi. Dan sekali lagi, aku harus
diam menanggapi jawabannya atas pertanyaanku.<br />
<br />
“Mas Andi sudah berapa lama di sini?” Aku terkejut Dewi bertanya kepadaku.<br />
<br />
“Mmm... kurang lebih tiga tahun” Kucoba untuk menjawab dengan tenang.<br />
<br />
“Pasti
sudah banyak sekali buku yang telah dibaca...” Satu perkataan yang
seperti menyeterum keningku. Karena kuhitung-hitung ternyata buku yang
benar-benar kubaca sampai selesai selama di perpustakaan ini tidak lebih
dari jumlah jemari di satu tangan. <br />
<br />
“Dewi sendiri sudah habis berapa buku?” tanyaku balik penasaran.<br />
<br />
“Target
sih tiga hari satu buku, tapi kadang jadi seminggu karena malas. Jadi
mungkin sekitar baru tujuh buku.” Jawabnya pelan merendahkan diri.<br />
<br />
Aku
terdiam merenungi perkataannya. Renungan yang memundurkan beberapa
langkahku. Karena dia telah berada di tempat yang jauh dan lebih tinggi
dariku saat ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicCUBOTMLaxhdwa3pUJnLOG1BkkTrItALIAP4ccSy9TiLjdTOHL_Pa7K_eSrr9osYMC9snKN4LYTd0SZgEMFRxEru-SWKTLD2Ithl3ixGMhbKdxNIfVb4FGmw0Zpmg2Sk2m2rnlE9FQoo/s1600/large-perpustakaan-termegah-di-indonesia-akan-diresmikan-e555cdaf99f47a9bcfc0b6ebab7cafa6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="359" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicCUBOTMLaxhdwa3pUJnLOG1BkkTrItALIAP4ccSy9TiLjdTOHL_Pa7K_eSrr9osYMC9snKN4LYTd0SZgEMFRxEru-SWKTLD2Ithl3ixGMhbKdxNIfVb4FGmw0Zpmg2Sk2m2rnlE9FQoo/s640/large-perpustakaan-termegah-di-indonesia-akan-diresmikan-e555cdaf99f47a9bcfc0b6ebab7cafa6.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber gambar: http://www.mirajnews.com</td></tr>
</tbody></table>
Bersambung <br />
<div style="left: -99999px; position: absolute;">
Sudah tiga hari kami
mengejar target program-program yang tersusun dalam agenda perombakan
perpustakaan ini. Kali ini bukan program-program kecil seperti
pengadakan buku baru. Tapi benar-benar perombakan. Yang tadinya
perpustakaan ini tergolong kecil dengan standard pas akan berubah
menjadi perpustakaan besar dan di atas standard. Tepatnya perluasan dari
yang tadinya hanya menempati lantai dua itupun tidak seluruhnya,
menjadi tiga lantai penuh. Pada intinya satu gedung ini menjadi gedung
perpustakaan.
Tiga tahun bekerja di sini, baru inilah tanda positif yang kudapatkan.
Berarti penyediaan informasi ilmiah benar-benar mendapat dukungan dan
perhatian serius dari instansi ini. Dan memang seharusnya seperti itu,
karena tempat ini adalah perguruan tinggi. Meskipun swasta dan tidak
terlalu besar, perpustakaan adalah elemen penting dalam dunia perguruan
tinggi.
Aku sedikit bingung ketika Pak Sujono memberitahukan hal ini secara
langsung kepadaku di kantornya. Padahal berita ini bisa saja disampaikan
oleh Bu Andini atau Pak Romeo atau kalau bisa Dewi atau siapa saja.
Beliau berbicara denganku empat mata mengenai program-program yang
terencana. Bahkan memberi tahu beberapa kebijakan yang akan diambil
setelah perluasan ini selesai.
Pekerjaanku untuk siang ini telah selesai. Kulihat ruangan sebelah Pak
Angga masih terlihat sibuk dengan komputer mejanya. Bagian sistem dan
data pasti sangat sibuk menyiapkan program baru untuk system
katalogisasi buku. Itulah yang kudengar. Perpustakaan bertambar besar,
sistemnya pun harus lebih besar, atau tepatnya lebih accessible.
Kulihat Dewi yang hanya tampak kerudung merahnya juga sepertinya masih
terpekur dengan pekerjaannya. Padahal sebentar lagi waktu menunjukkan
Ishoma. Sampai saat ini aku masih menunggu kesempatan untuk mengenal
Dewi lebih dalam. Dan kupikir satu-satunya kesempatanku mendekatinya
adalah saat-saat makan siang. Dan sepertinya kali ini aku harus nekad
lagi.
“Andi, kamu dipanggil Pak Angga!” Bu Andini memberitahuku.
“Sekarang?” Jawabku heran, padahal sebentar lagi waktunya rehat.
“Iya.. cepat sana! Katanya penting!” Jawab Bu Andini sambil berdiri
mengangkat tumpukan buku.
Aku memasuki bagian ruangan system dan data. Dewi yang sedang duduk
mendongak melihatku masuk. Aku hanya tersenyum kepadanya. Dan seketika
itu Pak Angga langsung memanggil namaku. Aku langsung berjalan ke
mejanya yang hanya berjarak dua meja dari meja Dewi.
“Andi.. kamu isikan kolom-kolom ini sesuai dengan nama-nama klasifikasi
buku beserta nomor-nomornya. Pakai komputer ini saja!” Pak Angga berdiri
dan mempersilahkanku untuk duduk di tempatnya.
“Sekarang Pak?” Aku masih ragu, karena ku kira waktunya tidak pas.
“Iya, Besok ini sudah akan dilihat oleh Pak Kepolo” Yang dia maksudkan
adalah Pak Sujono Kepala Perpustakaan ini.
“Oke” Aku mengiyakan, sementara dalam hatiku berkata apa boleh buat.
Perut sudah terasa keroncongan. Pagi tadi hanya sarapan sedikit. Tapi
karena ini adalah bagian dari pekerjaan yang sudah kukomitmenkan, maka
aku harus menjalankannya.
Kumulai pengisian kolom-kolom yang ditugaskan dengan harapan lebih cepat
selesai. Beberapa menit berselang baru kusadari ternyata ini adalah
sistem katalogisasi buku yang baru. Sistem baru yang katanya open
source, berarti program ini nanti bisa dikembangkan sendiri sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan. Tetapi di sisi lain berarti penginputan
data buku harus dimulai lagi dari awal. Kecuali kalau telah ada back up
data dari system yang lama yang bisa diimport ke sistem yang baru ini.
Kepalaku sedikit ngilu memikirkan beratnya pekerjaan jika harus
menginput ulang lagi seluruh data buku.
Tak kusadari Pak Angga telah meninggalkan ruangan. Beberapa staff yang
lain juga telah pergi. Tapi tidak jauh dariku, si kerudung merah ini
masih tak beranjak. Masih duduk sibuk dengan mouse di tangan.
Baru terpikir olehku kalau ini adalah suatu kesempatan. Kesempatan yang
telah kutunggu-tunggu. Kulirik dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Sebuah kaca mata. Kemudian dia mengambil satu buku di samping monitor
komputernya. Dia baca buku tersebut.
“Dewi.. baca buku apa?” kupaksaan memulai percakapan. Percakapan yang
tidak lagi berkaitan dengan acara makan siang seperti beberapa hari yang
lalu yang gagal total. Kulihat wajahnya yang sedikit berbeda karena
baru kali ini aku melihatnya memakai kaca mata.
“Buku tentang antropolgi mas” Dia menjawab sambil tersenyum.
Aku hanya manggut-manggut. Ingin membuka sedikit diskusi, tapi aku sama
sekali tidak mengerti masalah antropologi. Dan sekali lagi, aku harus
diam menanggapi jawabannya atas pertanyaanku.
“Mas Andi sudah berapa lama di sini?” Aku terkejut Dewi bertanya
kepadaku.
“Mmm... kurang lebih tiga tahun” Kucoba untuk menjawab dengan tenang.
“Pasti sudah banyak sekali buku yang telah dibaca..” Satu perkataan yang
seperti menyeterum keningku. Karena kuhitung-hitung ternyata buku yang
benar-benar kubaca sampai selesai selama di perpustakaan ini tidak lebih
dari jumlah jemari di satu tangan.
“Dewi sendiri sudah habis berapa buku?” tanyaku balik penasaran.
“Target sih tiga hari satu buku, tapi kadang jadi seminggu karena malas.
Jadi mungkin sekitar baru tujuh buku.” Jawabnya pelan merendahkan diri.
Aku terdiam merenungi perkataannya. Renungan yang memundurkan beberapa
langkahku. Karena dia telah berada di tempat yang jauh dan lebih tinggi
dariku saat ini.<br />
<br />
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/terimakasih/di-perpustakaan-2_56c57fedce92737d06de614e</div>
<div style="left: -99999px; position: absolute;">
Sudah tiga hari kami
mengejar target program-program yang tersusun dalam agenda perombakan
perpustakaan ini. Kali ini bukan program-program kecil seperti
pengadakan buku baru. Tapi benar-benar perombakan. Yang tadinya
perpustakaan ini tergolong kecil dengan standard pas akan berubah
menjadi perpustakaan besar dan di atas standard. Tepatnya perluasan dari
yang tadinya hanya menempati lantai dua itupun tidak seluruhnya,
menjadi tiga lantai penuh. Pada intinya satu gedung ini menjadi gedung
perpustakaan.
Tiga tahun bekerja di sini, baru inilah tanda positif yang kudapatkan.
Berarti penyediaan informasi ilmiah benar-benar mendapat dukungan dan
perhatian serius dari instansi ini. Dan memang seharusnya seperti itu,
karena tempat ini adalah perguruan tinggi. Meskipun swasta dan tidak
terlalu besar, perpustakaan adalah elemen penting dalam dunia perguruan
tinggi.
Aku sedikit bingung ketika Pak Sujono memberitahukan hal ini secara
langsung kepadaku di kantornya. Padahal berita ini bisa saja disampaikan
oleh Bu Andini atau Pak Romeo atau kalau bisa Dewi atau siapa saja.
Beliau berbicara denganku empat mata mengenai program-program yang
terencana. Bahkan memberi tahu beberapa kebijakan yang akan diambil
setelah perluasan ini selesai.
Pekerjaanku untuk siang ini telah selesai. Kulihat ruangan sebelah Pak
Angga masih terlihat sibuk dengan komputer mejanya. Bagian sistem dan
data pasti sangat sibuk menyiapkan program baru untuk system
katalogisasi buku. Itulah yang kudengar. Perpustakaan bertambar besar,
sistemnya pun harus lebih besar, atau tepatnya lebih accessible.
Kulihat Dewi yang hanya tampak kerudung merahnya juga sepertinya masih
terpekur dengan pekerjaannya. Padahal sebentar lagi waktu menunjukkan
Ishoma. Sampai saat ini aku masih menunggu kesempatan untuk mengenal
Dewi lebih dalam. Dan kupikir satu-satunya kesempatanku mendekatinya
adalah saat-saat makan siang. Dan sepertinya kali ini aku harus nekad
lagi.
“Andi, kamu dipanggil Pak Angga!” Bu Andini memberitahuku.
“Sekarang?” Jawabku heran, padahal sebentar lagi waktunya rehat.
“Iya.. cepat sana! Katanya penting!” Jawab Bu Andini sambil berdiri
mengangkat tumpukan buku.
Aku memasuki bagian ruangan system dan data. Dewi yang sedang duduk
mendongak melihatku masuk. Aku hanya tersenyum kepadanya. Dan seketika
itu Pak Angga langsung memanggil namaku. Aku langsung berjalan ke
mejanya yang hanya berjarak dua meja dari meja Dewi.
“Andi.. kamu isikan kolom-kolom ini sesuai dengan nama-nama klasifikasi
buku beserta nomor-nomornya. Pakai komputer ini saja!” Pak Angga berdiri
dan mempersilahkanku untuk duduk di tempatnya.
“Sekarang Pak?” Aku masih ragu, karena ku kira waktunya tidak pas.
“Iya, Besok ini sudah akan dilihat oleh Pak Kepolo” Yang dia maksudkan
adalah Pak Sujono Kepala Perpustakaan ini.
“Oke” Aku mengiyakan, sementara dalam hatiku berkata apa boleh buat.
Perut sudah terasa keroncongan. Pagi tadi hanya sarapan sedikit. Tapi
karena ini adalah bagian dari pekerjaan yang sudah kukomitmenkan, maka
aku harus menjalankannya.
Kumulai pengisian kolom-kolom yang ditugaskan dengan harapan lebih cepat
selesai. Beberapa menit berselang baru kusadari ternyata ini adalah
sistem katalogisasi buku yang baru. Sistem baru yang katanya open
source, berarti program ini nanti bisa dikembangkan sendiri sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan. Tetapi di sisi lain berarti penginputan
data buku harus dimulai lagi dari awal. Kecuali kalau telah ada back up
data dari system yang lama yang bisa diimport ke sistem yang baru ini.
Kepalaku sedikit ngilu memikirkan beratnya pekerjaan jika harus
menginput ulang lagi seluruh data buku.
Tak kusadari Pak Angga telah meninggalkan ruangan. Beberapa staff yang
lain juga telah pergi. Tapi tidak jauh dariku, si kerudung merah ini
masih tak beranjak. Masih duduk sibuk dengan mouse di tangan.
Baru terpikir olehku kalau ini adalah suatu kesempatan. Kesempatan yang
telah kutunggu-tunggu. Kulirik dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Sebuah kaca mata. Kemudian dia mengambil satu buku di samping monitor
komputernya. Dia baca buku tersebut.
“Dewi.. baca buku apa?” kupaksaan memulai percakapan. Percakapan yang
tidak lagi berkaitan dengan acara makan siang seperti beberapa hari yang
lalu yang gagal total. Kulihat wajahnya yang sedikit berbeda karena
baru kali ini aku melihatnya memakai kaca mata.
“Buku tentang antropolgi mas” Dia menjawab sambil tersenyum.
Aku hanya manggut-manggut. Ingin membuka sedikit diskusi, tapi aku sama
sekali tidak mengerti masalah antropologi. Dan sekali lagi, aku harus
diam menanggapi jawabannya atas pertanyaanku.
“Mas Andi sudah berapa lama di sini?” Aku terkejut Dewi bertanya
kepadaku.
“Mmm... kurang lebih tiga tahun” Kucoba untuk menjawab dengan tenang.
“Pasti sudah banyak sekali buku yang telah dibaca..” Satu perkataan yang
seperti menyeterum keningku. Karena kuhitung-hitung ternyata buku yang
benar-benar kubaca sampai selesai selama di perpustakaan ini tidak lebih
dari jumlah jemari di satu tangan.
“Dewi sendiri sudah habis berapa buku?” tanyaku balik penasaran.
“Target sih tiga hari satu buku, tapi kadang jadi seminggu karena malas.
Jadi mungkin sekitar baru tujuh buku.” Jawabnya pelan merendahkan diri.
Aku terdiam merenungi perkataannya. Renungan yang memundurkan beberapa
langkahku. Karena dia telah berada di tempat yang jauh dan lebih tinggi
dariku saat ini.<br />
<br />
Selengkapnya : http://fiksiana.kompasiana.com/terimakasih/di-perpustakaan-2_56c57fedce92737d06de614e</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-62096477698666938702016-10-08T09:16:00.001-07:002016-11-12T04:11:04.403-08:00Belajar InsyafTampaknya aku semakin erat memeluk Islam ini. Begitu pula sebaliknya, sepertinya ia juga mengeratkan pelukannya kepadaku. <br />
<br />
Siang tadi, hal itu terjadi lagi. Biasanya aku hanya merasakan satu tonggokan di dada. Tapi kali ini lebih dalam dan membuatku terhenti. Satu katapun aku tidak kuat melanjutkannya. Untuk beberapa saat aku harus diam, menenangkan diri, bahkan beberapa kali mengusap air mata yang tiba-tiba mengucur.<br />
<br />
Aku menangis ketika membaca Al Quran. Sungguh. Benar-benar menangis. <br />
<br />
Waktu itu cuaca sedang mendung dan gerimis. Angin sepoi-sepoi membawa kemalasan. Memang terdapat kenikmatan yang luar biasa ketika tubuh menikmati kemalasan dengan rebahan, atau bahkan dengan ditemani berbagai permainan dari gadget dsb. Tetapi Allah dengan sangat baik mengingatkanku untuk memenuhi panggilanNya. <br />
<br />
Dengan semangat yang hanya diriku yang tahu, aku berangkat jama’ah dzuhur di masjid. Semangat itu tidak tampak. Begitupun kekhusyu’an yang kulakukan, yang terkadang aku masih tidak yakin sedang melakukannya atau tidak. Tetapi jika memahaminya dengan hati yang benar-benar tunduk, itulah kenikmatan yang ada di hati dan jiwa, yang terkadang bisa mengalahkan kenikmatan yang dirasakan oleh raga/ tubuh. <br />
<br />
Setelah sholat dan dzikir, pada mulanya aku hanya ingin melanjutkan bacaanku. Tepatnya membaca hizb ke-26 (setengah terakhir juz 13). Di sana ada surat Ar Ra’du dan surat Ibrahim. Awalnya hanya bacaan pelan seperti biasa. Tetapi semakin lama semakin terasa khidmat sehingga aku mulai menyaringkan bacaanku. Dan tiba-tiba perasaan itu datang. Semangatku yang kubawa dan kuantarkan seperti mendapat sambutan. Dada ini terasa sempit atau lapang, aku kurang tahu pastinya apa yang terjadi. Tetapi itulah terjadi, ada yang menyentuh hatiku. Sehingga tepat pada ayat:<br />
<br />
رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ ٤٠ <br />
<br />
40. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku<br />
<br />
Aku terhenti dan menikmati perasaan itu..<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5ApVK1urHZLK8GwdexmipwHY3CEsEZTEfqU8p_igDs90BDly7Mr3lB8Uaa66YopSnwZyzf57zufPg9CQdSfSMwyoQx6OUKfJuJB7FXxHY8hjGlKpzZakat4m7pu30jdp01ZsJCXmB0Vk/s1600/Surat+Ibrahim+34-41.PNG"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5ApVK1urHZLK8GwdexmipwHY3CEsEZTEfqU8p_igDs90BDly7Mr3lB8Uaa66YopSnwZyzf57zufPg9CQdSfSMwyoQx6OUKfJuJB7FXxHY8hjGlKpzZakat4m7pu30jdp01ZsJCXmB0Vk/s640/Surat+Ibrahim+34-41.PNG" /> </a> <br />
<br />
Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah atas nikmat ini. Meski hanya sebentar. Meski tidak tampak. Alhamdulillah kusampaikan kepadaMu.<br />
<br />
Ya Allah ya Tuhanku, terimalah..<br />
Ya Allah ya Tuhanku, ridhoilah..Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-68330441907917311992016-09-22T00:12:00.001-07:002016-09-22T00:28:42.563-07:00Di Perpustakaan (1)<div style="text-align: left;">
Sudah dua bulan Dewi di sini. Mungkin
inilah saatnya untuk mengenalnya lebih jauh. Mungkin dengan mengajaknya
jalan-jalan siang. Ah tidak mungkin, siang ini sangat panas. Lagian
jalan-jalan ke mana. Atau mengajaknya ngobrol atau berbincang tentang
sesuatu. Tapi ini perpustakaan, mana bisa ngobrol di sini. Kalaupun
bisa, pasti tidak akan puas karena harus bisik-bisik. Atau menawarkannya
makan siang bersama. Atau mentraktirnya. Ah.. kuhentikan pikiranku yang
terus berputar dan kuputuskan mendatanginya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Aku berjalan ke mejanya. Cukup dekat. Hanya sekitar 5 meter dari mejaku.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Mas Andi, ada yang bisa dibantu” Dewi berdiri dari kursinya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Mmm.. udah makan siang? Mau ga makan siang bareng?” Suaraku terdengar sedikit kaku.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Maaf mas, tampaknya hari ini tidak bisa. Mungkin lain kali” Dewi menjawabku agak ragu.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Oke.. ga apa-apa” kuusahakan untuk tersenyum yang kuyakin pasti terlihat kecut.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Dewi
kembali duduk. Mengotak-atik komputer di mejanya. Aku bergeser mundur
beberapa langkah. Lalu sekilas kusadari alibi yang cukup kuat. Kembali
kudatangi Dewi yang kukira dia sangat sibuk karena tidak menyempatkan
waktu untuk makan siang.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Dewi.. Pak
Angga nya ke mana” Pak Angga adalah ketua bagian sistem dan data. Dialah
dulu yang mengajarkanku sistem perpustakaan ini dan tata cara
operasionalnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Dia tadi sedang keluar
dengan Pak Sujono” Jawaban sekilasnya itu seketika membuatku mundur
dengan tertunduk. Ku tenangkan pikiranku kalau sekarang belum saatnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU-4MDbVdlr4-DP9DEfYdgEg8pils42Yj8T-DLBFSly8JZHpogUJjF9CgSbuyOUwiI4_yk-KEILhyphenhyphen38y4G7K8HqYfmD5cSvnvlrpAtkqsDej9IChWraB3gT0eUDZD-fPGSzhf15vpvjSs/s1600/office-furniture-fancy-best-office-desk-chair-for-back-best-office-desk-office-desk-office-workspace-images-office-desk_1186x789.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU-4MDbVdlr4-DP9DEfYdgEg8pils42Yj8T-DLBFSly8JZHpogUJjF9CgSbuyOUwiI4_yk-KEILhyphenhyphen38y4G7K8HqYfmD5cSvnvlrpAtkqsDej9IChWraB3gT0eUDZD-fPGSzhf15vpvjSs/s400/office-furniture-fancy-best-office-desk-chair-for-back-best-office-desk-office-desk-office-workspace-images-office-desk_1186x789.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber gamber: www. rukle.com</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Pak
Sujono adalah kepala perpustakaan ini. Mereka berdua keluar bersama.
Biasanya akan ada program besar atau apalah semacamnya. Dan bisa jadi
pekerjaan akan menumpuk lagi. Padahal baru seminggu ini penginputan
buku-buku yang baru datang baru selesai.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Akhirnya
kuputuskan untuk ke kantin sendiri. Beberapa Mahasiswa tampak
bercengkerama dengan sesama. Ada juga beberapa dosen yang kukenal. Siang
ini memang cerah. Mungkin itulah yang membuat hari ini lebih ramai dari
biasanya. Khususnya di perpustakaan dan di kantin. Dua tempat yang
tidak pernah lepas dari rutinitasku.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Jam
makan siang telah selesai. Ingin segera kembali ke kantor dengan
ruangan berACnya. Meninggalkan panasnya terik matahari. Anehnya semua
orang merasakan keluhan yang sama tentang panasnya cuaca hari ini.
Padahal kalau tidak salah, kudengar orang-orang ini menginginkan hari
yang cerah sejak hampir dua minggu ini cuaca mendung dengan hujan dan
bergimis yang silih berganti dan tidak pernah berhenti.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Aku
sendiri lebih menyukai cuaca mendung. Kurasa mendung lebih enak karena
panas matahari meredup sedikit. Juga tidak tahu mengapa, rasanya kalau
musim-musim penghujan seperti ini terasa lebih produktif dan semangat
bekerja.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Baru pertama menginjakkan kaki
di meja resepsionis. Benar saja. Seluruh karyawan dan staff perpustakaan
dikumpulkan oleh Pak Sujono di ruang rapat. Tiga tahun bekerja sini
sudah cukup bagiku mendapatkan feel tentang apa yang sedang terjadi di
perpustakaan ini.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Aku telat. Pintu telah
ditutup. Kubuka pelan. Bu Andini yang duduk paling dekat dengan pintu
mendekatiku. Dia membisikiku untuk pergi ke meja jaga. Aku bertanya
mengapa, karena itu bukan bagianku. Bu Andini menjelaskan kalau itu
adalah perintah Pak Sujono. Sekilas beliau yang berdiri di depan
memberhentikan presentasinya dan menoleh ke arahku dengan kedipan.
Akhirnya dengan gerakan mundur kututup pintu kembali. Tapi sebelum daun
pintu kututup rapat, kulihat wajah Dewi yang duduk di kursi barisan
kedua. Dia menatapku.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
BersambungAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-74275789950210624452016-07-16T02:49:00.002-07:002016-07-16T02:49:53.682-07:00Kembali Belajar<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="372">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Mention"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Pasca bergelut dengan
skripsi kemarin, otak dan jemari sepertinya ingin beristirahat. Tapia pa daya,
hati terus memaksakan ajakannya untuk menulis. Jadi ini inlah; satu-dua pikiran
yang terlintas dalam selang beberapa hari ini.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Yang pertama adalah satu
isu besar (bagi orang muslim normal) yang terjadi di belahan bumi yang lainnya,
tepatnya di negara Turki. Yaitu kegagalan kudeta Presidan Recep Tayyip Erdogan.
Berbagai sumber menyebutkan kalua kegagalan tersebut adalah karena dukungan
rakyat yang kuat terhadap pemerintahan Erdogan, sehingga para pengkudeta selain
berhadapan dengan loyalis pemerintahan, juga berhadapan langsung dengan rakyat
yang langsung turun ke jalanan kita Ankara dan Istanbul. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Alhasil, alhamdulillah Turki masih
stabil seperti sedia kala. Menjadi Negara dengan prinsip Islam yang disegani
oleh dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Saya melihat
hal ini sebagai bukti bahwa cita-cita luhur masih bisa diperjuangkan, meskipun
berbagai aral rintangan terus menghadang. Turki bisa, mengapa Indonesia tidak
bisa?? Bagaimana cara menciptakan kemajuan di Indonesia? Yang pertama kali
harus dibenahi adalah pribadi setiap individu untuk selalu menginsyafi dirinya.
Kumpulan individu yang seperti ini adalah menjadi masyarakat yang kuat,
sehingga bangsa yang berkepribadian kuat akan tercipta. Dan dengan begitu akan
muncullah pemimpin yang diidam-idamkan. - <i>Kayaknya mudah sekali dikonsepkan
ya???</i> – Tapi tidak apa-apa, ini adalah niatan baik, dan niatan baik adalah
suatu kebaikan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">-<br />
Yang Kedua, Adikku tiga hari lagi akan mengikuti jalur mandiri test masuk
Universitas (<i>amat jauh beda topiknya ya?? hehehe...) </i>. Ini adalah
harapan terakhir untuk bisa masuk ke universitas Negeri. Dan aku dari keluarga,
aku disuruh mengantarkanya, padahal aku sendiri punya agenda yang mungkin tidak
mungkin (tidak) bisa ditinggalkan. Dan karena agendaku sendiri masih belum
jelas, kusanggupi untuk mengantarkannya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Ingin
kukatakan padanya “Dunia universitas itu berbeda. </span><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Kamu harus memiliki prinsip. Jangan suka
ikut-ikutan. </span><span lang="PT-BR" style="mso-ansi-language: PT-BR;">Apalagi
bangga dengan apa yang kamu pura-pura lakukan. Jadi diri sendiri. </span><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Tegakkan sholat. Jika kau dalam kesulitan,
meminta bantuanlah dengan sholat dan sabra. Kemudian berbebesar hatilah jika
ada satu-dua hal yang tidak sesuai harapanmu. Dan terakhir, maafkanlah kakakku
ini yang belum bisa banyak membantumu”. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Insyaallah blog ini
akan hidup kembali, guna berbagi satu-dua pikiran, untuk kembali belajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1IksDjk0r2grdVusM4_76moCMDmvYmjf2Vbrlq_-GHx7TyjLwax3QbALxZEUA1iBEc3i2y-9D4NnVY1YuwVBRZ8CNX0yzQlD0HjKavVT53BUICDJDbJUzd6li4As3HS9FOdU14sdr8Aw/s1600/hidup.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1IksDjk0r2grdVusM4_76moCMDmvYmjf2Vbrlq_-GHx7TyjLwax3QbALxZEUA1iBEc3i2y-9D4NnVY1YuwVBRZ8CNX0yzQlD0HjKavVT53BUICDJDbJUzd6li4As3HS9FOdU14sdr8Aw/s400/hidup.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-82281131616727156302016-05-23T05:00:00.000-07:002016-05-23T05:00:22.745-07:00Ramadhan oh RamadhanSebentar lagi Ramadhan. Terasa ga terasa, ga masalah. Yang penting sebentar lagi Ramadhan, bulan yang istimewa bagi umat Islam.<br />
<br />
<i>Flashback</i>.. selama setahun ini (pasca Ramadhan yang lalu), banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan yang saya tidak tahu kenapa, itu semua berujung pada penantian Ramadhan nanti. Iya.. Saya menantikan Ramadhan. Saya menantikan suasana itu, sahur, dahaga siang, sore jingga yang lunglai, <i>ta'jil</i>, buka puasa, sholat tarawih, kehangatan malam, lantunan tadarus Al Quran, semua itu..<br />
<br />
Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Biasanya hanya Ramadhan datang, ya datang, puasa ya ikut puasa, terawih ya terawih, pokoknya ikut-ikutan.<br />
Eh.. pengecualian, Ramadhan kemarin saya pas KKN, jadi agak beda..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXPnQcRWTT2V0WkYB3cfZGc6ihrUWBVeI15dhhhqtzfFZRuVMmOTutqsH0X9cJhIhE-hE3qnN1LujgYzCF74kK-JEef96i-Hc8BVFc7BG-vlCdazdB9nA-y5mJmLV0I5c9rVl7IgLFi-4/s1600/_DSC0107.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXPnQcRWTT2V0WkYB3cfZGc6ihrUWBVeI15dhhhqtzfFZRuVMmOTutqsH0X9cJhIhE-hE3qnN1LujgYzCF74kK-JEef96i-Hc8BVFc7BG-vlCdazdB9nA-y5mJmLV0I5c9rVl7IgLFi-4/s400/_DSC0107.JPG" width="400" /></a></div>
<blockquote class="tr_bq">
*foto bekas kenang-kenangan KKN.. Suasana pagi jam 5'an,<br />
Sekilas cerita, KKN kemarin sungguh luar biasa. Bayangkan.. ternyata masih ada pulaau Jawa yang padat ini yang satu dusun dihuni hanya 12 rumah. Alhamdulillah di tempatkan di sana. Menjadi bagian dari mereka selama kurang lebih 30 hari, sesuatu yang luar biasa. </blockquote>
<br />
...kembali ke Ramadhan. Menyongosng Ramadhan ini, sesuatu di hati ini. Mungkin inikah yang dinamakan Iman yang naik. Jika memang benar, saya ingin hal ini berlangsung selamanya.<br />
<br />
Spiritual setiap orang memang berbeda-beda. Ini adalah pengalaman pribadi setiap orang. Apalagi dalam Islam, ada khazanah <i>sufism</i> dengan <i>maqomat</i> dan <i>ahwal</i>nya yang tidak bisa dibilang sederhana. Ada dimensi tersendiri di sana yang hanya bisa benar-benar dimengerti dengan merasakannya. Saya tidak tahu.. tapi apakah ini, yang saya rasakan ini ada kaitan dengan itu semua, saya tidak tahu.<br />
<br />Memang inilah kehidupan. Antara ruang dan waktu dan petuangalan di antaranya. Pendakian gunung, penyusuran lembah, pengarungan samudra, tapi saya, kurang lebihnya, sampai saat ini masih lebih banyak berpetualangan di sini, di dalam otak dan hati. Kalau boleh dikatakan, berfilsafat, termasuk mungkin di dalamnya memfilsafati keimanan.<br />
<br />
Jika terlalu jauh, nanti pembaca yang terhormat bisa-bisa ikut seperti saya. Oleh sebab itu, kembali kepada penantian Ramadhan ini, marilah kita persiapkan diri kita. Ada banyak hal menanti kita di sana. Ada pelajaran yang harus kita telaah kembali seperti dulu.<br />
<br />
Ramadhan oh Ramadhan, dia tetap seperti itu.<br />
Akulah yang harus malu<br />
Butiran hikmahnya sering kulewati<br />
Apaun Kau selalu mengasihi<br />
<br />
Dia tetap seperti itu<br />
Hati ini yang selalu lugu<br />
Padahal bersamanya menanti <i>fitri</i><br />
Kemenangan bagi dia yang dikasihi<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHxZ1nyX3VCUwJoy3mwOgTFPi9XuNb9oF7CpauWFU3Qc2Z4fPTBVLLqmHJeemdrspbwjxbLW_9UOAOOvIE9QC9_JxMVlU7saPSfDPEh1nInZwX5aHE8bPK551BbS2kidDY210N_p8SeI4/s1600/64103_547266761976011_765165159_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHxZ1nyX3VCUwJoy3mwOgTFPi9XuNb9oF7CpauWFU3Qc2Z4fPTBVLLqmHJeemdrspbwjxbLW_9UOAOOvIE9QC9_JxMVlU7saPSfDPEh1nInZwX5aHE8bPK551BbS2kidDY210N_p8SeI4/s400/64103_547266761976011_765165159_n.jpg" width="400" /></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-29446535234503600392016-05-06T08:51:00.002-07:002016-05-06T20:23:33.906-07:00Late Night NoteHanya saja hidup ini aneh. Terkadang sangat kompleks dan rumit, terkadang terasa sangat sederhana dan simple...<br />
<br />
Salah satu penyebab rumitnya hidup ini adalah banyaknya masalah yang sedang kita hadapi. Ketika itu hati terasa sempit. Otak tidak berpikir. Pundak tidak bisa rileks dan nafas tidak teratur. <br />
<br />
Sebaliknya, hidup ini adalah sederhana dan simple. Sesederhana bulu-bulu kapuk yang tertiup angin dan berterbangan. Angin yang datang menghadang itu disambut dengan lembut, hingga akhirnya bulu-bulu tipis itu terbang ke angkasa dengan leluasa. Terbang ke atas sana dengan sebebas-bebasnya.<br />
<br />
Satu lagi yang membuat hidup ini sederhana adalah cinta. Karena tidak ada yang lebih sederhana dari cinta. Dan sesuatu apapun itu yang terbawa oleh cinta akan mengikuti sifat cinta tersebut. Akirnya, jadilah hidup ini sederhana.<br />
<br />
Tapi sayangnya, tidak banyak orang yang berpikir seperti itu. Tidak banyak orang yang bisa hidup dengan sederhananya cinta. Aku sendiri saat ini masih menikmati sederhanya cinta itu. Cinta yang masih tanpa kata-kata, hadiah, perhiasan, <i>make up</i>, foto-foto yang diunggah, dll. Cukuplah cinta dengan senyuman. Senyuman di wajah dan hati.<br />
<br />
<br />
Sayangnya cinta sederhana yang itu, yang kumiliki itu masih belum memiliki tempat untuk berlabuh. Dan memang aku tidak ingin memaksakannya. Sepertinya untuk yang satu ini akan kubiarkan mengalir sejauh apapun itu aliran. Sampai kelak dia akan menemukan jurang yang dalam dan siap untuk diterjunkan.<br />
<br />
Hanya inilah kata-kata yang kumiliki untuk apa yang sedang kurasakan malam ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh7K1EHjafsuqfniZifrVq2ynCzQb92UBIciXB1GzP8HEOfHhJFwPfhbQ6A9BmpBpuUnPDqKn_Dic5okZFfOPJvZ6bYw_TM_rUCQzLIDGG2VTracvtC0JQ1vwPeKI088-v7oRDlcZaUhc/s1600/that_love_thing__by_alextryagain-d348f80.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh7K1EHjafsuqfniZifrVq2ynCzQb92UBIciXB1GzP8HEOfHhJFwPfhbQ6A9BmpBpuUnPDqKn_Dic5okZFfOPJvZ6bYw_TM_rUCQzLIDGG2VTracvtC0JQ1vwPeKI088-v7oRDlcZaUhc/s400/that_love_thing__by_alextryagain-d348f80.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-71339535176392783892016-05-06T05:02:00.001-07:002016-05-06T20:24:55.403-07:00Catatan Akhir Kuliah (2)Waktu semakin mepet, sedangkan tidak banyak yang bisa saya lakukan, kecuali menunggu.<br />
<br />
Menunggu apa? <i>its complicated</i>. Hanya saja dalam saat-saat seperti ini otakku menjadi lebih jernih. Aku bisa melihat sesuatu lebih jelas dari biasanya. Lebih bisa memilih dan mimilah. Dan lebih berani mengambil tindakan.<br />
<br />
Mungkin masa-masa inilah yang akan menjadi pelajaran paling berharga dalam hidupku yang singkat ini. Masa-masa penantian. Seperti dia ketika menanti kejora setiap malam. Hanya Dia yang tahu dan berkuasa untuk mengakhiri penantian itu.<br />
<br />
Yah.. aku benar-benar yakin kalau ini akan menjadi pelajaran terpenting. Menjadi pamungkas dari setiap pelajaran-pelajaran hidup yang telah bertumpuk bak gundukan kerdus di gudang. Dan ini lah kerdus terakhir dengan beirisikan hal yang paling berharga. Tinggal mau dikemanakan ?<br />
<br />
Memang masih ada sedikit keraguan dan rasa takut seperti sebelum-sebelumnya. Pengingkaran. Tapi kali ini aku yakin. Karena aku sendiri telah lelah dengan masa lalu itu. Aku yakin..<br />
<br />
-----<br />
<br />
Menuliskannya seperti ini malah membuat keyakinanku berlipat ganda. Seperti yang kuhadapi ini adalah batu loncatan, yang akan melontarkanku jauh ke depan. Insyaallah.<br />
<br />
Ah.. hayalanku terlalu tinggi. Sekarang saatnya kembali ke masa penantian ini. Menunggu. Sekarang, hari ini sedikit ragu. Tapi seperti yang sudah kubilang. Aku yakin Dia mendengar dan akan membantuku. Insyaallah.<br />
<br />
Tidakkah ini seru? tidakkah ini menegangkan? oleh karen itu, kau harus kuat dan tetap fokus. Jangan lalai! jangan seperti dulu! Kuatkan hatiku. Perjernih lagi otakmu, sampai sangat jernih, paling tidak seperti istananya Nabi Sulaiman yang digunakan untuk menyambut Ratu dari Saba.<br />
<br />
Dan jangan lupa, terus meminta kepadaNya. Dia Maha Tahu. Allaha Tahu. <i>Yeah.. Allah Knows..</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY2aHoaGtxrF8y4DVr-p2LL9V_Fseyw2r4qbyBdwX33yRUUPrOuzqJwWpGR-Vo2QaTEV3hIN9CXYNP3w2fIWGYDtFsSYmQsTnk1gRaWQfgycM-JO3sx8hpoqL-DBwx8G0HWTIVpUkdZu4/s1600/Dark+ROad.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY2aHoaGtxrF8y4DVr-p2LL9V_Fseyw2r4qbyBdwX33yRUUPrOuzqJwWpGR-Vo2QaTEV3hIN9CXYNP3w2fIWGYDtFsSYmQsTnk1gRaWQfgycM-JO3sx8hpoqL-DBwx8G0HWTIVpUkdZu4/s400/Dark+ROad.jpg" width="400" /></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-50148243813872209572016-04-29T00:53:00.002-07:002016-05-06T04:46:00.247-07:00Catatan Akhir Kuliah (1)Ternyata sudah hampir satu bulan saya meninggalkan blog ini. Banyak alasan yang bisa ditawarkan. Tapi sepertinya alasan yang paling tepat adalah malas.<br />
<br />
Jadi begini..<br />
<br />
Bingung mau nulis apa.. Tapi harus nulis!<br />
<br />
Bagaimana kalau cerita tentang skripsi? <i>hahaha...</i> Sepertinya itulah bahan yang paling tepat untuk dituliskan dan dicurhatkan di sini. Mumpung satu bidang, iya kan? Yang membedakan, yang satu harus ilmiah (paling enggak diusahakan), dan yang ini tulisan bebas. Ah.. yang penting nulis<br />
<br />
Tapi sebelum itu, sepertinya harus ada penjelesan mengapa udah umur segini (24) baru nulis skripsi. Dan jawabnya simple. Karena saya telat masuk bangku kuliah.<br />
Jadi beban ga? pastinya iya. Bayangin sekitar tiga/dua tahun yang lalu ketika saya diharuskan melihat foto-foto wisuda teman-teman seangkatan dulu ketika sekolah. Sedangkan waktu itu saya masih masih tenggelam dengan tugas-tugas kuliah, perbaikan materi kuliah dan kuliah itu sendiri. 'Rasanya' itu di mana-mana<i>, </i>rasa sakit iya, tapi sedikit, paling tepat adalah rasa bangga melihat mereka dengan senyumannya yang merekah.<br />
<br />
Jadi, <i>nyesel ga?</i> Kalau ditanya itu, dengan tegas saya menjawab tidak. Hidup ini terlalu indah untuk disesali. <i>right? 'Cause I have no regret so far in my life</i>. Karena sejauh ini apa yang telah saya dapatkan diluar ekspektasi saya dulu. Umur bukan masalah gelar sarjana. Tapi lebih luas dan besar dari itu. Karena hidup jauh lebih luas dan besar dari itu, iya kan? Dan apa yang saya tuliskan ini sungguh-sungguh lho. Bukan hanya pernyataan membela diri atas keterlambatan gelar. <i>Hehe... </i><br />
<br />
Dan inilah, masa-masa akhir dunia perguruan tinggi (Strata satu) yang dari masa sekolah dulu sering diangan-angankan. Ternyata hanya seperti ini. Seperti ini seperti apa? Saya sendiri merasa kalau ini adalah fase paling kacau dalam hidup saya, <i>hehehe..</i> Tapi di balik kekacauan itu, ada banyak sekali hal-hal baru yang baru saya fahami dan dapatkan. Mungkin sebagai kelak nanti di masa tua, atau hanya sebagai hiasan di otak ini saja.<br />
<br />
Dan inilah...<br />
<br />
Oh iya, Skripsinya gimana? Sorry, mungkin di lain kesempatan akan saya ceritakan. <i>hehehe..</i><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQpORSD6brld6K5xi6IiIWOVmbiObxCJNZQQK1WwiCYv-0Vx0LKX1euV6UdEhQGszj_tA9tTT9FIqULJ7Q4suERf2uIICC5-jSUKkT3JyLIwrTgEjm6jaGxUhUfcA1qz3A-0XPOsDxoxw/s1600/P7170064.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQpORSD6brld6K5xi6IiIWOVmbiObxCJNZQQK1WwiCYv-0Vx0LKX1euV6UdEhQGszj_tA9tTT9FIqULJ7Q4suERf2uIICC5-jSUKkT3JyLIwrTgEjm6jaGxUhUfcA1qz3A-0XPOsDxoxw/s400/P7170064.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masa-masa itu, <i>hehehe... </i><br />
<i>(TB 2013, Metallica Live In Concert. Jakarta) </i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-41396932226249657252016-03-31T03:45:00.002-07:002016-03-31T03:45:55.115-07:00Catatan Terima Kasih (4)<div>
Hari ini terasa indah. Mengapa? karena saya bahagia. <i>Hahaha...</i> Sungguh hari ini saya tidak bisa menyembunyikan senyuman indah ini (hehehe..). Ini karena tim futsal saya tadi pagi memenangkan pertandingan final kejuaran futsal di kampus. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebenarnya dari awal tidak ada yang berniat untuk mencari kemenangan. Apalagi mentargetkan diri menjadi juara. Semuanya sepakat kalau kejuaraan ini adalah <i>just for fun</i> untuk menutup masa-masa akhir di kampus tercinta ini. Tapi kami tetap bermain dengan keseriusan. Mungkin itulah kuncinya, enjoy tapi serius. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Di delapan besar kami berjumpa dengan lawan unggulan. Tidak ada yang menyangka kalau skor berakhir dengan 5-3 untuk keunggulan kami. Di semifinal, kami kebebolan terlebih dahulu sebelum menyamakan kedudukan di menit akhir dengan goal yang saya cetak (<i>hehehe</i>). Sungguh.. waktu itu kami hesteris, juga penonton, sampai-sampai saya yang mencetak goal lupa untuk selebrasi. Kedudukan berakhir 2-2 dan dilanjutkan dengan adu tendangan finalty, dan kami menang. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hari ini, kami bermain dengan optimistis tinggi. Tapi tetap tidak lupa dengan tujuan awal dari mengikuti kompetisi ini. Bahkan kami berencana memainkan semua pemain yang belum pernah main, atau bisa dibilang pemain lapis kedua. Tapi seketika tiba di lapangan, keadaan berubah. Ialah teman-teman yang datang menyaksikan. Mereka pasti mengharapkan permainan yang menyerang, menarik, dan menghibur. Jadi, ya.. kami bermain seperti biasa, serius tapi tetap enjoy. <br />
<br />
Awal pertandingan berjalan agak lamban. Kami kemasukkan dua goal terlebih dahulu sebelum berhasil menyamakan kedudukan dan membalik skor 3-2 sebelum peluit babak pertama usai. Di babak pertama tersebut saya mendapat satu peluang emas ketika berhadapan satu lawan satu dengan kipper lawan, tapi tendangan saya melenceng. Dan langsung saja ketika itu penonton menyoraki "Hooo" kepada saya. Saat itu saya benar-benar malu. <br />
<br />
Di babak kedua ada beberapa pergantian pemain, termasuk saya yang diganti. Praktis saya hanya bisa mensupport dan memberi beberapa instruksi tambahan dari luar lapangan. Pertandingan berlangsung <i>alot</i>. Beberapa benturan terjadi, sedikit sikut, <i>tackle</i>, dorongan, dll. tapi itu wajar saja. Skor berubah menjadi 5-3 masih menjadi milik kami sebelum waktu tambahan tiga menit. Kami bermain lebih lebih rileks. Dan akhirnya dengan umpan-umpan pendek tiki-taka disusul dengan umpan silang datar yang diakhiri dengan seorang teman yang berlari overleap dan men<i>sliding</i> bola tersebut merubah kedudukan menjadi 6-3. Saat itu para penonton seperti histeris berteriak kegirangan, termasuk diri saya sendiri yang masuk ke lapangan merayakan goal tersebut. <br />
<br />
Moment seperti itu dalam kehidupan saya pribada sangat langka. Sudah tidak terhitung saya mengikuti kompetisi atau semacam kejuaraan seperti itu. Dan kerena di setiap kali itu juga tim saya selalu kalah. Maka kali ini yang sepertinya menjadi yang terakhir, tim saya (kami) berusaha untuk tidak memikirkan hasil tetapi mengerahkan keseriusan ketika bertanding. <i>Really... for today, I can't stop thinking about it.</i> <br />
<br />
Skor berakhir dengan 6-4 untuk kami (lawan memperkecil kedudukan di menit-menit akhir). Setelah pertandingan usai, kami pulang ke basecamp dengan senyum berbinar-binar. Mengulas balik pertandingan, saling meledek, tertawa, pesta kecil-kecilan, dan hal-hal semacamnya. <br />
<br />
Untuk itu, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka yang telah di sana dan menjadi bagian dari ini semua. <i>Thanks guys...</i><br />
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPHX4vGLSBF6JcG1aQZNIwk8TixZ4xRhUHs2q7tDt1mGzwOen56voz8-ByCTcDR1HcfuzS0-vS0GdUHKDhWJ8zylLuW65EycPI4wiZAaMsoBMyXEkqm7QG6tYa0YGQ8r8R_wvX0m6t3vE/s1600/IMG_3725.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPHX4vGLSBF6JcG1aQZNIwk8TixZ4xRhUHs2q7tDt1mGzwOen56voz8-ByCTcDR1HcfuzS0-vS0GdUHKDhWJ8zylLuW65EycPI4wiZAaMsoBMyXEkqm7QG6tYa0YGQ8r8R_wvX0m6t3vE/s400/IMG_3725.JPG" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-45023596747524146672016-03-21T07:08:00.001-07:002016-03-22T18:11:46.355-07:00Catatan Terima Kasih (3)Ternyata sudah lama tidak mampir ke sini. Blog tempat berbagi pikiran dan uneg-uneg. Sebenarnya sempat kepikiran untuk serius dengan blog ini. Sehingga benar-benar bisa dikatakan sebagai blogger. Tapi apa daya, Keseriusan itu hanya ada dalam angan. <br />
<br />
Ada banyak hal yang bisa diceritakan untuk beberapa hari ini, terutama menyangkut Universitas yang kutinggali saat ini. Tapi bingung memulainya dari mana. Atau mungkin karena lebih baik cerita-cerita tersebut tidak dituliskan. Entah lah...<br />
<br />
Jadi kali ini akan saya menulis singkat tentang keluarga. Yaitu orang-orang yang selalu menjadi pilihan terdekat dalam hidup ini. Beberapa minggu yang lalu adik saya menelepon minta doa karena dia telah mendaftar SNPTN atau apa sejenis (tidak faham) untuk masuk jurusan kedokteran UNAIR Surabaya. Saya tidak faham prosedur pendaftaranya atau ujiannya atau seleksinya. Intinya dia ingin kuliah di sana. Ya sudah.. saya hanya bisa mendoakan.<br />
<br />
Saat itu saya benar-benar terbangun.Ya Allah.. Ternyata kami sudah sejauh ini. Keluarga kami yang dulu terasa sederhana sekarang telah tumbuh berasama waktuMu. Memang dalam banyak hal kami tidak sejalan. Tapi bersaudara adalah satu ikatan lain. Tidak seperti sahabat, atau kekasih, atau pengidolaan. Bersaudara adalah ikatan darah yang tidak bisa diganti. Oleh karena itu tidak,berbedanya jalan yang kami tempuh bukan berarti berbedanya tujuan. Sebab surga yang kami angankan sama. Di sana. Di telapak kaki ibu yang sama.<br />
<br />
Teringat dulu, adik saya ini sering saya marahi karena tidak nurut, tidak mau disuruh, sekarang telah dewasa. Mungkin nanti pada gilirannya dia yang akan memarahi saya. Saat dia tahu pilihan yang saya pilih adalah pilihan yang salah. Mungkin juga karena kekeras-kepalaan saya yang saya yakin telah dia sadari sejak lama. Itu tidak masalah. Yang terpenting di masa kedewasaan adalah kesadaran untuk saling insyaf. Dan syukurlah jika saat itu ada seseorang yang mengingatkan kita untuk insyaf.<br />
<br />
Dan nanti pada saatnya, saya yakin kami akan berkumpul lagi seperti dulu bersama bapak dan ibu. Semoga saat itu, dewasa kita tetap terasa sederhana seperti ketika kita menghabiskan masa kecil dulu.<br />
<br />
Semoga lulus di sana dan semua anganmu dikabulkan olehNya..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLjQwOxJaumEiXqoYGshrtW8Kiq67tcm6Dwd2UIul_YiyyJe5I7_gACLl3iL09uNcUDUrSUeri7re5Ep_wvnMMPNguVKcl3Ty7BwOjtegS2dRj07Xq51HmMib10tjtF6Kihz6Ro0UxuTU/s1600/070509-26--a-brother-a-sister-and-a-sunset-mike-davis--micks-pix-photos.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLjQwOxJaumEiXqoYGshrtW8Kiq67tcm6Dwd2UIul_YiyyJe5I7_gACLl3iL09uNcUDUrSUeri7re5Ep_wvnMMPNguVKcl3Ty7BwOjtegS2dRj07Xq51HmMib10tjtF6Kihz6Ro0UxuTU/s1600/070509-26--a-brother-a-sister-and-a-sunset-mike-davis--micks-pix-photos.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-32935287353451564042016-03-02T06:19:00.001-08:002016-03-02T06:30:28.258-08:00Belajar Sederhana<i>Sederhana itu indah. Mungkin hal yang paling indah.</i><br />
<br />
Mengapa? Sebenarnya tidak ada alasan khusus atau penjelasan yang meyakinkan. Hanya saja ada suatu perasaan yang terkadang berkata, "jangan ke sana !" Tapi sayangnya perkataan tersebut tidak didengarkan, yang akhirnya berujung suatu penyesalan. Ini karena <i>ke sana</i> itu tidak sederhana.<br />
<br />
Perasaan yang berkata tersebut seperti suara hati yang memberi arahan akan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Mengikuti suara hati tersebut, itulah sederhana.<br />
<br />
Kebaikan dalam hidup, itulah sederhana. Karena banyak sekali hal yang buruk dalam kehidupan ini, dan semua keburukan tidak satu pun yang bersifat sederhana.<br />
<br />
Aaaargh.. membicarakan hal ini membuat kepala bingung sendiri.<br />
Kembali kepada hubungan sederhana dan keindahan.<br />
1. Apakah hal-hal yang aneh itu indah?<br />
2. Apakah hal-hal yang setengah/ belum jadi itu indah?<br />
Tidak ada satu pun hal di atas yang indah, kecuali yang kebetulan. Hal-hal yang kebetulan pun akan berefek pada rasa iri yang menimbulkan kedengkian, dan itu bukanlah suatu sikap yang indah.<br />
<br />
Cerita suatu drama yang berbelit-belit, berputar-putar tidak indah. Begitu juga cerita yang datar tidak berkonflik. Suatu cerita yang mengalir dam bisa membawa fikiran bergelanyut, sehingga timbul penyesalan ketika cerita tersebut harus berakhir, itulah keindahan.<br />
<br />
Itulah yang ingin seharusnya ditangkap dan ditanamkan dalam sanubari. Cerita yang sederhana. Yang menyisakan wadah untuk tarikan nafas panjang, dan yang menutup bocornya sikap untuk suatu tindakan bodoh.<br />
<br />
Jadi pada intinya, sederhana adalah tidak kurang dan tidak berlebih-lebihan. Apa takarannya? Takarannya ialah suara hati yang tersebut di atas. Dan masalahnya adalah, pastikan hati tersebut tidak bisu, sehingga ia bisa bersuara. Bila perlu bersihkan itu hati beserta corong-corongnya, sehingga suara yang timbul akan lantang dan menggema.<br />
<br />
Satu lagi masalah, bila telah ada seruan suara tersebut. Mendengarkan, menjawab dan mengikutinya tidaklah mudah. Jadi siapkan mental untuk menghadapinya...<br />
<br />
Sederhana oh sederhana.. Ternyata tidak sesederhana itu.<br />
<br />
Ada satu larik puisi yang sangat indah (karena sisanya aku lupa). Ia berbunyi. "<i>aku ingin mencintaimu dengan sederhana</i>". Ini adalah salah satu kalimat dalam bahasa Indonesia yang paling indah. Sungguh kalimat sederhan yang penuh makna, kebaikan, dan harapan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjf-9im4ereQw2q4lL_l0FTB-bZeuIsmIh04iEft3tqGd0s4IgIXiTDGxmaubJBIU4W8sUZyEUPBKK3j1FVpbIHsX9z2_nfi_EzORGelKjo-AyoGJPbWEpWhVlQW_ZemVjFEKsO6aQVY0/s1600/hidup-sederhana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjf-9im4ereQw2q4lL_l0FTB-bZeuIsmIh04iEft3tqGd0s4IgIXiTDGxmaubJBIU4W8sUZyEUPBKK3j1FVpbIHsX9z2_nfi_EzORGelKjo-AyoGJPbWEpWhVlQW_ZemVjFEKsO6aQVY0/s320/hidup-sederhana.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-69957493049685485042016-02-20T04:52:00.003-08:002016-03-02T05:20:25.569-08:00InsyafIslam adalah satu-satunya jalan. Sulit untuk menjelaskannya. Tapi itulah yang kuyakini.<br />
<br />
Karena jalan inilah yang membawa kedamaian. Kedamaian yang murni, jernih, dan sejati. Seperti semilir angin yang tidak pernah berhenti. Itu jika ketakwaan senantiasa dijaga dan ditegakkan.<br />
<br />
Matahari terbit dan terbenam. Senyum berganti tangis. Kebencian dan cinta. Tapi Iman adalah sesuatu yang lain. Ia harus tetap di sana, apapun yang terjadi. Terus mengusahakannya. Itulah yang kupahami.<br />
<br />
Nabi Muhammad SAW. Beliaulah keteladanan dalam hal ini. <i>Rahmatan lil 'alamin</i>. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepadanya.<br />
<br />
Al Quran. <i>Kalam ilahi. </i>Membacanya adalah suatu kehormatan. Pagi dan petang. Merasakannya. Petunjuk utama untuk jalan ini. Menghindarkan dari kesesatan.<br />
<br />
Dan jiwa ini lah yang masih senantiasa rapuh untuk <i>istiqomah</i> berdiri dengan pilar-pilar itu. Padahal itulah tempat untuk pulang.<br />
<br />
Mata, telinga, dan hati.<br />
Mata, telinga, dan hati.<br />
Melihat, mendengarkan, dan merasakan<br />
Andai saja hanya kebaikan-kebaikan yang tertera di sana. Tapi sekali lagi, jiwa ini rapuh untuk mengarahkan dan membimbing mereka bertiga.<br />
<br />
Aku ingin insyaf..<br />
Ya Allah tunjukkanlah..<br />
Ya Allah terimalah..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHooRlmwnIEg8jfi88ghPA4CSVNU3yWvw-AuaLmlwudfdkWZf5KJmSp0CvZ_7v1Xvlp0bmskyv-E_SBlE3PA-wDOAvJDbjIJqIy4Ihcmho_0uBx8EBqQYaM1nSqQmP-w_PNqj3emaqKE/s1600/tumblr_mcl3ov3wCN1r19e2io1_400.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHooRlmwnIEg8jfi88ghPA4CSVNU3yWvw-AuaLmlwudfdkWZf5KJmSp0CvZ_7v1Xvlp0bmskyv-E_SBlE3PA-wDOAvJDbjIJqIy4Ihcmho_0uBx8EBqQYaM1nSqQmP-w_PNqj3emaqKE/s400/tumblr_mcl3ov3wCN1r19e2io1_400.jpg" width="400" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-71667859706998263052016-02-14T19:54:00.003-08:002016-02-14T20:16:42.834-08:00Tabah<div class="MsoNormal">
Tulisan sebelumnya <a href="http://catatanterimakasih.blogspot.co.id/2015/03/payah.html" target="_blank">di sini</a> </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lima hari yang lalu, sebuah berita duka berhembus.
Atau berita menyeramkan. Atau berita yang tepatnya tidak ingin kudengar.
Si dia telah menikah dengan teman sekantornya. Dia yang tak kuketahui
namanya setelah hampir satu tahun menjadi pemujanya.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Kantor
berjalan seperti biasa. Kudengar hanya bosku orang yang mendapat
undangan di kantor ini. Syukurlah aku tidak diundang. Tapi.. mengapa
juga dia mau mengundangku? Mungkin sebagai ucapan terima kasih atas
bantuanku beberapa minggu yang lalu. Memfotokopikan beberapa dokumennya.
Tapi kurasa itu tidak mungkin.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Aku
belum tahu bagaimana rasanya menikah. Tapi yang setahuku orang setelah menikah
akan melakukan bulan madu. Atau apalah namanya, suatu liburan untuk
merayakan pernikahan mereka. Tapi kalau tidak salah kemarin aku sekilas
melihatnya di kantornya. Tidakkah dia melakukan ritual tersebut?</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Melihatnya
kemarin, meskipun hanya sekilas membuat hatiku retak. Inikah patah
hati? Mungkin iya. Umurku sebentar lagi kepala tiga. Dan kuingat, dalam
kurun lima tahun terakhir ini, mungkin hanya dia lah yang menarik
hatiku. Yang dapat menyita lamunanku. Hhhh... Kadang kutertawakan
keadaan diriku yang seperti ini.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Untuk
masalah yang satu ini, apakah aku harus harus dijodohkan? itu adalah
opsi terakhirku. Perjodohan dengan seseorang, yang mungkin bisa saja pandangan pertama kepadanya adalah pada hari pertunangan. Aaah.. itu terlalu jauh bagi saat ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan sampai saat itu, tampaknya aku harus
menghindari si dia ini. Di lobi, komplek perkantoran ini, di caffee samping
jalan, dan pastinya di tempat parkir. Mataku harus kuhindarkan darinya.
Karena terbersit sebentar saja tentangnya membuat perutku sakit, apalagi melihatnya.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Pagi ini tadi, kepalaku seperti mau pecah memikirkan masalah batinku dengan
wanita ini. Sempat kutakutkan dan kutanyakan pada diriku, apakah
sisa-sisa setiap pagi kehidupanku akan terus-terusan terasa seperti ini?
Sepertinya aku harus segera pindah tempat kerja. Memulai kehidupan
baru.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Untungnya setengah hari ini kantor
berjalan normal. Kesibukanku berhasil melupakannya. Jam makan siang
dan istirahat kali ini terasa berbeda. Mungkin karena langit telah kembali biru setelah berhari-hari mengguyur bumi dengan hujan. Ingin kunikmati pemandangan di luar seperti ini lebih lama. Belajar memahami yang ada di alam bebas dengan fikiran positif. Tapi ketika kulihat jam tangan, kusadari aku harus kembali ke kantor dan menyelesaikan sisa hari. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bukannya aku tidak berani sedikit nakal atau bahkan bolos. Hanya saja pesan Ibu ku dari dulu adalah agar selalu menjadi orang yang baik, dan mungkin itu bisa kucapai dengan menjadi pegawai yang baik. Kalaupun tidak cukup baik, paling tidak menjadi pegawai yang tepat waktu. </div>
<br />
Meja yang sama selama hampir tiga tahun ini telah menungguku. Dingin ruangan ber AC telah menanti tubuhku yang hangat. Dan kursi ini... Ah, bisa mendudukinya saja telah menjadi kesyukuran dibandingkan dengan mereka yang masih di jalanan di bawah terik matahari. Hembusan nafas panjang mengakhiri perhitunganku tentang hal-hal sekitar yang selama ini telah bersamaku. <br />
<br />
<div class="MsoNormal">
"Krek..
Assalamu'alaikum" Astaga si dia masuk ke kantorku. Padahal baru sepuluh
menit yang lalu ku yakin kalau keadaan batinku akan tenang.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Pak
Andi.. Bisa minta tolong fotokopikan beberap dokumen ini?" Kata-kata
yang sama beberapa minggu yang lalu. Resepsionis mungkin sengaja ingin
menyiksaku.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Oh.. iya.. silakan ikut saya!" Untung aku berhasil menenangkan diri.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Di tempat yang sama. Tapi kali ini dia berdiri disampingku. Kulihat cincin di jari manisnya ketika kuminta dokumen yang akan difotokopikan. </div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Maaf
merepotkan, fotokopi kantor rusak lagi" Dia terdengar manis. Suaranya
halus. Dan tentu saja tidak ada berubah dari kecantikannya yang baru
kusadari beberapa minggu yang lalu.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Iya.. ga apa-apa kok" Kujawab biasa. Ingin sekali kutatap matanya. Tapi mengapa terasa sangat berat.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Fotokopi selesai. Ku serahkan hasil fotokopian.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Maaf ya sekali lagi.. merepotkan.." dia mengecek hasilnya. "Terima kasih banyak ya.." dia tersenyum.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Iya.. sama-sama" Akhirnya sekilas aku berhasil menatap matanya. Dia menunduk dan pergi.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Dari tatapan itu, akhirnya baru kusadari betapa bodohnya diriku.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Dia telah menjadi isteri orang. Dia telah berkeluarga. Dia bukan lagi si dia yang dulu. Dia telah menjadi orang lain.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Dia
memang cantik seperti kemarin atau setahun yang lalu atau tiga minggu
yang lalu. Tapi ada yang berbeda darinya saat itu. Tak lagi kurasakan
keteduhan di matanya. Dia telah menjadi wanita lain. Dia sekarang
seperti mereka, wanita-wanita yang ada di muka bumi ini.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Mbak Desi.. Mbak tadi siapa namanya?" aku bertanya ke resepsionis</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Hayoo...?" Mbak Desi tersenyum menggodaku.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Lha.. kenapa?" Kucoba menatap wajahnya. Tapi kacamatanya yang membuatku silau.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Itu tadi Bu Lusi, dia sudah menikah lho Pak Andi!! " Dia menjawabku kembali dengan nada menggoda</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
"Oh.. terima kasih" Kujawab dengan senyum. Ku sandarkan diriku ke meja resepsionis dan memandang pintu dan jalan keluar kantor. </div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Aku
rasa aku bisa tenang sekarang. Satu tahun mengejarnya. Mungkin lebih
tepat mengintainya. Setidaknya aku mendapatkan satu hasil, yaitu namanya.</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Terkadang
wanita datang dan pergi. Mungkin mereka juga berpikir seperti itu. Dan
kupikir aku tak perlu memaksanya untuk bertahan menetap, untuk tidak
pergi. Aku yakin Tuhan telah merencanakan sesuatu. Wanita yang tepat di
waktu yang tepat yang akan tinggal menetap. Wanita yang matanya
memberikan keteduhan setiap kali kumandangnya</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-38551302818483770692016-02-12T08:26:00.001-08:002016-03-22T18:13:57.866-07:00Catatan Terima Kasih (2)"Pria punya selera" satu kutipan lama yang masih mengena di hati sampai sekarang. Saya tidak tahu pasti maksudnya karena kalimat tersebut masih sangat ambigu. Tapi ada beberapa hal yang saya yakini kalau beberapa hal yang saya lakukan sesuai dengan kalimat tersebut.<br />
<br />
Beberapa contoh tidak bisa saya sebutkan. Karena mendeskriptifkannya yang cukup sulit. Beberapa kali telah saya coba tapi selalu gagal, dan ujung-ujungnya harus menekan lamatp tombol <i>backspace</i>. Itulah yang selalu menjadi pertanyaan saya, mengapa sangat sulit menggambarkan hal-hal yang saya anggap memiliki makna khusus dan lebih. Mungkin sepertinya hal-hal tersebut lebih baik untuk didiamkan. <i>Remain untold</i>...<br />
--- <br />
<br />
Semenjak saya mulai membagikannya blog ini di sosmed, ada peningkatan aktivitas entah bertambahnya jumlah pembaca atau komentar-komentar yang mulai berdatangan, meski tidak banyak. Saya cukup senang dengan hal itu. Tapi ada juga beberapa hal yang membuat risau. Salah satunya adalah saya takut kalau blog ini tidak lagi <i>pure</i>. Tidak murni berisi apa yang saya ingin tulis.<br />
<br />
Ada semacam kekhawatiran kalau nanti blog ini untuk menyenangkan pembaca. Menyuguhkan postingan-postingan yang mereka inginkan. Padahal bukan, tujuannya bukan itu. Bukan sama sekali.<br />
<br />
Blog ini adalah blog saya atau terkhusus untuk diri saya sendiri. Dan yang saya takutkan adalah apa yang saya tuliskan untuk diri saya di sini terbias dengan pertanyaan "Apakah ini layak untuk dibaca oleh orang lain? Bagaimana pendapat mereka nanti dengan tulisan ini?".<br />
<br />
Dan ada lagi hal yang paling saya takutkan, yaitu keinginan untuk menggurui. Sering sekali muncul keinginan untuk memberikan inspirasi atau semacam pelajaran kepada orang lain. Saya tidak tahu mengapa, tapi itulah yang sampai sekarang selalu saya usahakan untuk menghindarinya.<br />
<br />
Oleh sebab itu, sebelum melangkah lebih jauh. Inilah saya. Mungkin kalau di sana-sini ada kesalahan, ya maaf..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjcs9_pqAQSlOx46oqAma9WCaLH9qLMT9HqB4AMiFIj8TAIzMww1oSgzwsaTbfPVvpe968Y2jAqlXRvltUzjOOLm9ZecOAhSSFCfdCwZAy7BWlDzom2fGCRGeqGNxUl4IErivey7ciVNM/s1600/45165_637985246237495_1151383320_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjcs9_pqAQSlOx46oqAma9WCaLH9qLMT9HqB4AMiFIj8TAIzMww1oSgzwsaTbfPVvpe968Y2jAqlXRvltUzjOOLm9ZecOAhSSFCfdCwZAy7BWlDzom2fGCRGeqGNxUl4IErivey7ciVNM/s400/45165_637985246237495_1151383320_n.jpg" width="400" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-9627655027272665582016-02-07T08:07:00.000-08:002016-02-07T14:52:28.281-08:00Passion-lessSebenarnya masih belum ada mood untuk ngeblog, atau apalah namanya yang berbau tulis-menulis. Dan malam ini ada pertandingan yang ingin saya tonton, tetapi menunggunya membuat saya bingung karena tidak ada pekerjaan berarti. Jadi saya putuskan untuk menulis di sini lagi.<br />
<br />
Jadi tidak ada tema khusus yang dipersiapkan untuk dituliskan. Karenanya, mungkin tulisan akan ngelantur ke sana-sini.<br />
<br />
Kemarin malam saya menonton <i>big match</i> antara Manchester City vs Leicester City. Terasa aneh ketika melabeli pertandingan tersebut sebagai <i>big match</i>. Karena kedua tim tersebut tidak memiliki nama besar (mungkin iya untuk Manchester City dalam lima tahun terakhir ini). Tapi itulah kenyatannya yang terjadi di BPL musim ini, pertandingan antara peringkat dua dan satu klasemen sementara. <br />
<br />
Itu adalah pertama kalinya saya menyaksikan Leicester City secara langsung di TV musim ini. Pertandingan berakhir dengan hasil mengejutkan dengan kemenangan Leicester 1-3. Setelahnya banyak sekali <i>meme-meme</i> yang beredar tentang bagaimana seharusnya sepakbola<i> </i>dimainkan, yaitu dengan <i>passion </i>yang tinggi seperti Leicester City. Bukan dengan uang atau pemain bintang.<br />
<br />
Dari sinilah timbul kesadaran bahwa ada satu lagi hal penting yang saya rasa saya kurang (terlepas dari kekurangan-kekurangan lain yang telah ada). Yaitu kurangnya <i>passion</i> pada hal-hal penting yang saya kerjakan. Contohnya kecilnya adalah belajar menulis seperti ini, atau mengolah blog ini, atau hal lain. <br />
<br />
<i>Passion </i>adalah pembawa kepuasan entah itu berujung dengan keberhasilan atau tidak. Dan tampaknya itulah yang saya rasakan, selalu merasa kurang puas dengan proses yang telah berlalu atau ada semacam ketidakpuasan dalam pengerjaan sesuatu. Sayangnya perasaan ini timbul di akhir pekerjaan setelah keluar hasilnya. Entah mengapa selalu ada semacam suara dalam hati yang berkata, "<i>I think I can do better"</i>.<br />
<br />
Adapun mensyukuri hasil yang ada, itu adalah hal lain lagi yang masih selalu saya upayakan. Karena bersyukur adalah keharusan. Atau bisa dikatakan kewajiban. Atau bahkan kebutuhan. <br />
<br />
Mungkin seperti inilah yang terjadi pada Leicester City. Mereka telah melakukan yang terbaik. Adapun di akhir musim, entah dengan gelar juara atau tidak, akan ada kepuasaan terhadap perjalanan atau proses yang telah mereka perjuangankan. Dan satu lagi, akan timbul sikap <i>respect</i> dari segenap penjuru kepada mereka.<br />
<br />
Sebenarnya saya ingin menulis beberapa analisis tentang perkembangan sepakbola dan beberapa hikmah atau pelajaran yang tersirat darinya. Tapi di luar sana sudah sangat banyak sekali yang memuat tentang hal ini. Itulah sebabnya saya ringkas saja jika sudah menyangkut masalah ini. <br />
<br />
Beberapa menit lagi pertandingan akan dimulai (Chelsea vs MU). Dan saat seperti inilah beberapa ide baru berdatangan untuk saya tuliskan. Tentu saja ide-ide tersebut terlalu luas untuk hanya beberapa menit seperti ini, Seperti beberapa resensi buku, musik, dan film. Jadi, mungkin tulisan yang tak berisi banyak ini saya cukupkan. Dan insyaallah akan dilanjutkan besok dengan beberapa hal yang lebih spesifik.<br />
<br />
Salam<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcjmmiC_5_AMwEOipoW2Bz4wyMd5Gcb-WI87HchO3xE0xe4dPmmNWU6iII-17zOgJIwgimIoy9blTwGMC4rwZj3CmKlRwc15ktuV6WntLOcJNcPVKSQHkOZFKaVd1Y-5t_ZuZm3QDbnzs/s1600/Leicester-City-v-Manchester-United-Premier-League.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcjmmiC_5_AMwEOipoW2Bz4wyMd5Gcb-WI87HchO3xE0xe4dPmmNWU6iII-17zOgJIwgimIoy9blTwGMC4rwZj3CmKlRwc15ktuV6WntLOcJNcPVKSQHkOZFKaVd1Y-5t_ZuZm3QDbnzs/s400/Leicester-City-v-Manchester-United-Premier-League.jpg" width="400" /></a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-84834308944535713882016-01-27T15:52:00.001-08:002016-01-27T15:52:38.461-08:00Belajar Bersyukur (1)Pagi adalah waktu yang tepat untuk memutuskan sesuatu. Saat-saat tidak ada paksaan. Saat segala sesuatu masih jernih. Seperti embun. Hangatnya mentari. Dan sejuknya oksigen. <br />
<br />
Tapi terkadang kita manusia terlalu lelah. Masih ingin beristirahat dan terlelap. Hinggap di dunia mimpi tanpa batas. Mematikan perasaan. Melewatkan bermacam-macam kesederhanaan.<br />
<br />
Apalagi di musim-musim seperti ini. Semua terasa seperti abu-abu. Tidak hitam tidak juga putih. Apalagi berwarna-warni. Dan sayangnya tidak ada yang bisa merubahnya kecuali waktu. Akankah kita menunggu?<br />
<br />
Tapi paling tidak ada satu hal yang bisa kita lakukan. Mematikan pikiran dan mulai berjalan keluar. Entah dengan jacket atau tidak. Sendiri atau ramai atau berdua. Matikan pikiran dan mulai menarik nafas. Tarikan yang dalam. Menikmatinya. Dan menghembuskannya pelan. Dan memulai tersenyum..<br />
<br />
Memang tidak ada yang salah dalam tubuh kita yang terlelap. Tetapi di sana tidak terdapat banyak pilihan seperti halnya ketika kita bangun. Tidak banyak warna yang kita termukan seperti halnya ketika membuka mata. Juga kebisuan yang tak berujung di telinga.. Lalu apa bedanya dengan mereka yang telah beristirahat bersama batu nisannya untuk selamanya..<br />
<br />
Sungguh jika kita sadar, ini semua tidak terasa tiba-tiba telah berlalu. Sekarang santai tak berselang lama telah datang waktunya untuk berangkat dan bergegas. Itulah hukum waktu. Akan selalu ada orang yang merugi karenanya. Karena hidup adalah masalah pilihan. Pilihan yang berantai satu dengan lainnya. Dan pilihan yang sesungguhnya adalah antara menjadi orang yang merugi atau tidak.<br />
<br />
Di antara pilihan-pilihan kita tersebut, kita harus senantiasa mengingat bahwa Tuhan telah memilih kita untuk semua ini. Dan lazimnya, cara utama untuk terus mengingatNya adalah dengan bersyukur. Dan cara bersyukur yang terbaik adalah menfaatkan sebaik-baiknya nikmat yang disyukuri. Dan betapa banyaknya nikmat tersebut? <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQlQ04k9Un9XuBrcXdwWQprDy2hZFJ7PpkoSKiIfZPup8vOsZPelunY6p0hsi6K0OvpwrOlwZDzaIdO0Pcpp7Kysv7AB1OGFLqFAiU6qUWl8WzJ-OMs2X7LBkVNq69QnbvTAYk-pR4bqw/s1600/embun-pagi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQlQ04k9Un9XuBrcXdwWQprDy2hZFJ7PpkoSKiIfZPup8vOsZPelunY6p0hsi6K0OvpwrOlwZDzaIdO0Pcpp7Kysv7AB1OGFLqFAiU6qUWl8WzJ-OMs2X7LBkVNq69QnbvTAYk-pR4bqw/s400/embun-pagi.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Dan katakanlah.. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.. </div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-64658988715029944612016-01-21T19:56:00.002-08:002016-01-27T16:25:01.405-08:00Thank you The WeepiesSebenarnya ingin ada jarak antara satu postingan dengan postingan yang lain. Dan inginnya postingan-postingan tersebut ada isi dan maknanya. Tidak hanya celoteh-celoteh bau.. Tapi hari ini, pagi ini, saya ingin sekali menulis.<br />
---<br />
<br />
Ada satu band yang sangat saya sukai saat ini. Band tersebut adalah The Weepies. Personil utamanya adalah sepasang suami istri Steve Tannen dan Deb Talan. Mereka telah mengeluarkan lima album dan beberapa single. Dan band ini adalah band indie, sehingga saya yakin tidak banyak orang yang mengetahuinya.<br />
<br />
Band ini adalah satu-satunya band yang mana saya menyukai seluruh lagunya. Tanpa pengecualian. Dan tidak pernah bosan mendengarkannya. Lagu-lagunya setiap hari saya putar. Biasanya di pagi hari ketika mau memulai aktifitas dan malam hari ketika mau tidur. Bisa dibilang kalau semua lagunya adalah <i>theme song </i>hari-hari kuliah. Atau soundtrack selama di Universitas.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH4GvzrIBQm1oIwVtCg6msCeX7wpmT87H1h5_9fHpxIoZe2pRafGzN0nsCH7aCrUZopoLzWPqMCMmN0D2nSXyw39x6Xns-sDwGFjom-Y8VuGThLC8I4unesE5G02e85KiP3w78C-hhwCw/s1600/AYVUl-XB.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH4GvzrIBQm1oIwVtCg6msCeX7wpmT87H1h5_9fHpxIoZe2pRafGzN0nsCH7aCrUZopoLzWPqMCMmN0D2nSXyw39x6Xns-sDwGFjom-Y8VuGThLC8I4unesE5G02e85KiP3w78C-hhwCw/s400/AYVUl-XB.jpeg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Tetapi..<br />
<br />
Nanti pada akhirnya, suatu saat nanti saya akan berhenti mendengarkan mereka. Berhenti untuk waktu yang lama. Mungkin di selang waktu itu, akan ada banyak musisi yang menghiasi playlist. Akan ada lagu-lagu baru yang akan menemani perjalanan hidup. Beberapa pengalaman juga akan silih berganti. Orang-orang pun akan datang dan pergi, dan mungkin ada juga yang menetap.<br />
<br />
Sampai pada suatu titik, mungkin di waktu tua nanti insyaallah. Saat mentari mulai merambah ke jendela kamar. Saya akan menyalakan komputer. Memanstikan jack speaker telah terpasang. Menyambungkan koneksi internet. Membuka mozilla atau teman-temannya yang lain. Mengetik youtube di jendela utama browser. Mengeklik link youtube sehingga sampailah di halaman utama youtube. Dan di kotak pencarian, akan saya ketikkan The Weepies.<br />
<br />
Mungkin saat itu, saya akan menangis. Atau mungkin juga akan tersenyum. Menikmati alunan musik mereka, terutama untuk lima album pertama mereka. Mengingat masa-masa ini. Mungkin ketika itu akan saya buka kembali blog ini. Dan mungkin juga akan mengingat kembali rasanya jatuh cinta untuk pertama kali. <i>Hehehe...</i><br />
<br />
Mungkin setelah dua jam berlalu, saya akan mulai mencari tahu informasi tentang mereka kembali. Bagaimana keadaan mereka? apakah masih hidup? Apakah ada album baru setelah Sirens? dll. Dan saat itu, saya yakin akan ada senyuman yang tersungging mengingat dan mengenang semua ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipajh7HSpmDdpTqD51MF5Idk-s-Q0t0NCFZltJrXjy4EVY7hsByVqpXU8p6tzsPPkDkfFlFRl4A48vaLk3lhS0_IfQlyJWbCa198hCsoYe-4eeUMhmA1XN4ztg79z2LAqxbeN_1ohyMHQ/s1600/fgfg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipajh7HSpmDdpTqD51MF5Idk-s-Q0t0NCFZltJrXjy4EVY7hsByVqpXU8p6tzsPPkDkfFlFRl4A48vaLk3lhS0_IfQlyJWbCa198hCsoYe-4eeUMhmA1XN4ztg79z2LAqxbeN_1ohyMHQ/s400/fgfg.jpg" width="347" /></a></div>
<br />
<br />
Mengapa The Weepies? <i>I don't know. </i>Tetapi ada satu komentar bagus di youtube tentang mereka<i>, "this band is the best gift from America to the world</i>". <i>And I think I agree with that. Thank you The Weepies..</i>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-77669584351990410302016-01-20T14:52:00.002-08:002016-01-23T04:37:53.566-08:00Masih Di SanaSeorang perempuan berdiri di tepi danau. Dia menyilangkan tangannya di dada. Memandang hamparan air yang tenang. Menghirup udara sejuknya. Masih di sana dan diam.<br>
<br>
Aku menatapnya dari belakang. Di antara kabut dan cahaya. Masih menatapnya yang masih diam. Kutanya diriku,<br>
<br>
<a href="http://catatanterimakasih.blogspot.com/2016/01/masih-di-sana.html#more">Read more »</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-86281130198063594142016-01-19T00:46:00.000-08:002016-01-19T00:49:07.742-08:00Selamat Kawan..<i>So..</i><br />
<br />
Sekitar dua hari yang lalu seorang teman lama telah menikah. Sangat menyesal tidak bisa menghadirinya. Dengan beberapa alasan, salah satunya letaknya yang jauh di Aceh sana. Dan jujur saja, tidak ada ongkos untuk ke sana. <br />
<br />
<i> </i><br />
Hari ini ketika membuka facebook tampak foto-fotonya dengan istrinya. Dia telah menjadi seorang suami. <i>Wow.. man.. </i>Saya benar-benar tidak menyangka kehidupan telah sejauh ini. Dia telah bergabung dengan beberapa teman yang lain. Keluarga baru. Mungkin juga telah membuat rumah baru. <i>A new home</i>. Tempat untuk persiapan bekal menyongsong kehidupan, juga tempat untuk pulang merebahkan badan.<br />
<br />
<br />
Teman yang satu ini adalah salah satu teman terdekat semasa sekolah dulu. Paling tidak, itulah yang saya rasakan. Dan itulah mengapa saya sangat menyesal.. Sungguh sangat menyesal tidak bisa menjabat tangannya dan mengucapkan selamat secara langsung. Pokoknya <i>Barakallah lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a baina kuma fi khoirin.. </i>kawan !<br />
<br />
Dan langsung saja, tanpa ada yang menanyakan, datanglah hal itu. Meskipun saya pikir umur saya masih cukup muda. Adalah pikiran kapan nyusul. Menikah. Menjadi suami. Membangun keluarga. <i>Wow.. man..</i> Satu pikiran yang masih jarang melintas di kepala ini. Dan tentu saja kepala ini menjadi bingung menanggapi itu semua.<br />
<br />
Bukannya tidak ingin! Tentu saja saya ingin menikah. Tapi ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepala ini ketika menyinggung hal itu. Bukan masalah siap atau tidak siap. Melainkan ada satu hal yang masih mengganjal di sini. Ini pula lah yang mengganjal waktu untuk berputar normal, dan menjadikan semua serba sulit. <i>And I can't explain it here..</i><br />
<i> </i><br />
<i>Anyway</i>.. ini adalah moment bahagia. Dan itulah juga seharusnya kutuangkan di sini. Tapi sayangnya tidak banyak kata yang bisa dituliskan di sini. Hanya saja saya yakin kebahagian itu ada di sana. Di keluargamu. Di rumahmu. Dan di hatimu. Selamat kawan.. dan sekali lagi <i>Barakallah lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a baina kuma fi khoirin..</i><br />
<br />
Dan mungkin dia tidak membaca tulisan ini. Tapi cukuplah ini sebagai pengingat.. dan alarm untuk memulai berpikir menyusulnya. <i>Hehehe..</i><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3G_D8sxAs036sqtdB4Iyr47G4byRPYCbzI_trvUKldT5B_ue-YLfOPQZUt0-xS3nJyoP3gHeSI25b1gOIAZVZU5zdsdWKodGe1f7MGn8YF41e7wPyrqwNDtayyrECYsW52GYEtgbhyU/s1600/12573686_1212317242128996_5783941149168525667_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3G_D8sxAs036sqtdB4Iyr47G4byRPYCbzI_trvUKldT5B_ue-YLfOPQZUt0-xS3nJyoP3gHeSI25b1gOIAZVZU5zdsdWKodGe1f7MGn8YF41e7wPyrqwNDtayyrECYsW52GYEtgbhyU/s400/12573686_1212317242128996_5783941149168525667_n.jpg" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<i> </i>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-27682255346039920452016-01-15T08:54:00.001-08:002016-01-20T14:53:29.761-08:00Belajar Cinta (1)Kemarin dan hari ini masih ramai di mana-mana berita tentang peristiwa pengeboman di Jakarta kemarin. Tapi saya sendiri, jujur, sama sekali tidak ingin menyinggung atau membahas masalah ini. Bahkan bisa dibilang menghindari segala macam bentuk pemberitaan yang beredar, di manapun itu.<br />
<br />
Mengapa? karena di sana ada kebencian. Dan saya tidak menyukai kebencian. Bahkan kalau boleh, bisa dikatakan membenci kebencian (semoga tidak salah pengungkapan). Tragedi bom, fitnah yang disebar, isu tentang pengalihan isu (sekali lagi semoga tidak salah pengungkapan), dll. Memang apa yang telah terjadi tidak bisa dihandari. Apa yang kita dengar dan lihat mau tidak mau telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Tapi kita memiliki pilihan prioritas yang mana menjadi hak setiap individu. Dan inilah pilihan saya. Menghindarinya.<br />
<br />
Terus...?? Banyak hal yang saya sukai di kehidupan ini. Dan itulah yang menjadi prioritas pikiran saya. Yang terkadang menjadi bahan perenungan. Dan juga kadang-kadang tertuang dalam tulisan. Seperti sepakbola.. Saya sangat menyukai sepakbola, apapun itu bentuknya. Sepakbola adalah hal yang bisa membuat saya lupa waktu. Mungkin bisa dikatakan 'melupakan segalanya'. Di sinilah saya mengamini perkataan Bob Marley, "<i>Football is part of I. When I play, the world wakes up around me</i>".<br />
<br />
Dan yang menjadi isu di beberapa hari yang lalu ada penganugerahan Ballon D'or 2015. Banyak perdebatan antara mana yang terbaik, Messi atau Ronaldo. Saya suka membahasnya, karena bidang ini adalah bidang yang saya sukai. Dan saya sendiri sangat senang dan menikmati persaingan mereka berdua. Tapi sayangnya tetap saja ada yang sedikit mengganggu, adalah kebencian yang timbul dan para fans. Mereka mengorek keburukan pemain yang dibenci dan menuangkannya. Apa untungnya..??<br />
<br />
Sepakbola adalah salah satu hal menyenangkan, yang darinya timbul banyak kebaikan, seperti sportivitas, persatuan, taktik, motivasi, skill, dll. Tetapi masih saja ditemui bentuk-bentuk kebencian. Apalagi di bidang-bidang yang lain yang penuh <i>makar, </i>seperti dalam politik, hukum, ekonomi, pendidikan, dll. Tidakkah orang-orang ini bisa meninggalkan kebencian....<br />
<br />
Saya rasa banyak orang telah lupa dengan kata cinta. Cinta yang universal. Perdamaian. Kemanusiaan. Budi luhur. Sikap hormat dan <i>respect</i>. Rasa kasih dan sayang. Ada satu kutipan bagus, "<i>Anything war can do, peace can do better</i>". Perang adalah aplikasi dari kebencian. Dan sayangnya, yang melanda kemanusiaan saat ini adalah hegemoni kebencian yang becongkol dalam hati. Yaitu kebencian terhadap apa yang tidak disukai. Kebencian terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan/ tujuan/ atau rencana yang diharap-harapkan. Dan jika terus seperti ini.. Hancurlah kita. Sepeti rumput yang terciprat ledakan bom.<br />
<br />
Padahal di waktu yang sama ada sesuatu yang bisa menyelamatkan kita semua. Sesuatu yang bersumber dari nurani kemanusiaan. Sesuatu yang membawa kedamaian. Sesuatu yang melukiskan keindahan. Sesuatu yang mengantarkan kehangatan dalam perbedaan. Sesuatu yang memberi ketenangan akal, kesejukan dalam hati, dan ketentraman dalam jiwa, Dan sesuatu itu adalah cinta.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdmoRDSPuw8_8Zdzay9oxYCM3nUXvFAcYMuuZFND8CuwzUuRAFl_maRFWqpgNJdDbSvAHO7HLUXmQm011V-Bz_Pqs9QsZd_OB9RKlWIyNIjyJWfJ7pjdmcED8qzxFt9rCtV-R58M3Ihz8/s1600/20141121172236-5-ways-work-love-same-thing.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdmoRDSPuw8_8Zdzay9oxYCM3nUXvFAcYMuuZFND8CuwzUuRAFl_maRFWqpgNJdDbSvAHO7HLUXmQm011V-Bz_Pqs9QsZd_OB9RKlWIyNIjyJWfJ7pjdmcED8qzxFt9rCtV-R58M3Ihz8/s400/20141121172236-5-ways-work-love-same-thing.jpeg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<i>Do love please !!!</i> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5ZK1Bvuo8WPAd9cjxnfxzrmVcxeE0JCd5FEo5oR4uaCRibHCbS5P1HTv28IJzYGSFFX79uQAufp_4GBvrjfNIWcQFd1tQEQNsetRTd4LWnZX6zE1LDBKgEjd6dETrfsPfIXNLE2XXKHw/s1600/dibujos-para-colorear-peace-and-love-kamistad-celebrity-pictures-pease-porridge-hot-coloring-sheet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5ZK1Bvuo8WPAd9cjxnfxzrmVcxeE0JCd5FEo5oR4uaCRibHCbS5P1HTv28IJzYGSFFX79uQAufp_4GBvrjfNIWcQFd1tQEQNsetRTd4LWnZX6zE1LDBKgEjd6dETrfsPfIXNLE2XXKHw/s400/dibujos-para-colorear-peace-and-love-kamistad-celebrity-pictures-pease-porridge-hot-coloring-sheet.jpg" width="400" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<i>And peace please !!!</i> </div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3839025099260651140.post-90291104114086549012016-01-12T00:08:00.003-08:002016-01-23T04:35:47.978-08:00Aku Bukan FahriSudah tiga hari ini tidak merumput (main bola). Pertama karena hujan. Kedua karena ada rasa nyeri di betis saya. Yang terkadang ketika habis tidur atau tidur-tiduran terus digunakan berjalan, ada semacam tekanan sampai lutut sehingga <i>kejengkluk</i> beberapa kali sampai akhirnya bisa berjalan normal. Oleh karen itu alasan pertama sedikit kegeser. Karena bagaimanapun juga, jika kaki sehat, hujan-hujanan di lapangan dengan bola di kaki adalah kenikmatan tersendiri. Seperti masa kecil dulu.<br />
<br />
Alhamdulillah.. Mungkin inilah salah satu manfaat silaturrahmi. Kemarin mengunjungi seorang teman, dan niat kunjungan itu pun hanya untuk main-main. Tapi dia yang kudatangi kemarin ternyata bisa memijat. Pijat enak atau urut urat syaraf, dia bisa. Dan saya tidak menduganya karena tidak ada tampang tukang pijat sama sekali. Langsung saja ketika ngobrol sana-sini, saat kusinggung masalah betis yg sakit. Dia menawarkan untuk memijatnya. Dan ternyata peralatan pijat dia cukup lengkap mulai dari beberapa jenis minyak urut sampai balsem-balseman.<br />
<br />
Jadi praktis selama tiga hari kemarin tidak banyak aktifitas yang mengharuskan banyak olah kaki. Sebagai gantinya, satu novel habis kubaca. Dan itu adalah Ayat-Ayat Cinta 2.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Gh08Ghw-1qg/VpSrdWvC0QI/AAAAAAAAASE/qD2eIJqFdFY/s1600/P_20160110_200938.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://2.bp.blogspot.com/-Gh08Ghw-1qg/VpSrdWvC0QI/AAAAAAAAASE/qD2eIJqFdFY/s400/P_20160110_200938.jpg" width="225" /></a></div>
<br />
Sebenarnya ini adalah kali pertama membaca buku fiksi lagi setelah sekian lama hanya bergelut dengan yang ilmiah-ilmiah. Seperti buku-buku rujukan tugas kuliah, jurnal, surat kabar, majalah, dll. Dan karena itu adalah buku pinjaman, ada satu pelajaran penting yang saya petik dari sana. Yaitu, "Jika ada kesempatan dapat pinjaman buku, dari siapa saja. Cepat baca habiskan ! Terus cepat kembalikan" itu adala tips sekaligus pelajaran.<br />
<br />
<i>Muqaddimah</i>nya kayaknya kepanjangan.. jadi langsung saja bocoran ceritanya begini:<br />
<br />
Tokoh masih sama, yaitu Fahri dan Aisya. Tapi dalam cerita, Aisya menghilang dalam suatu kunjungan ke Palestina. Fahri diliputi kesedihan yang mendalam, tapi dia sadar dia harus <i>move on. </i>Akhirnya dia pindah dari Munich Jerman ke Edinburg Scotlandia. Di sana dia menata kehidupan baru. Melanjutkan studi Post Doctoralnya, menjadi dosen, dan menlanjutkan perusahaan yang dia dirikan dengan Aisya.<br />
<br />
Singkat cerita, dia sukses dalam segala hal yang dia tangani. Sampai dia dapat kesempatan menjadi peserta acara debat bergengsi di Oxford. Dia juga mulai memperbaiki hubungan dengan tetangga-tetangganya dan membantu mereka. Ada tetangganya yang bernama Keira yang sangat membencinya karena anggapan yang salah tentang teroris dan Muslim. <br />
<br />
Sampai datanglah seorang wanita misterius dengan wajah yang buruk rupa. Dia diselamatkan oleh Fahri karena menjadi pengemis dan gelandangan dan khawatir akan mencoret nama baik Muslim. Dia mengajaknya tinggal di rumahnya dan dijadikan pembantu. Di saat itu juga mulai banyak yang menyinggung tentang pengganti Aisya. Tapi dia masih bimbang. Karena dia masih sangat mencintai istrinya yang menghilang tersebut.<br />
<br />
Berbagai tawaran pengganti Aisya berdatangan dari kolega-koleganya. Ada dari sepupunya, dari pengurus masjid di Edinburg, dari Syekh Utsman gurunya ketika di Mesir, dll. Sampai akhirnya dia mau membuka hatinya kembali. Tapi masih dengan keraguan. Dia takut akan medzolimi istrinya yang baru. Karena sekali lagi, cintanya ke Aisya masih sangat dalam.<br />
<br />
Sampai satu ketika, luluhlah hatinya ketika datang seorang perempuan yang bernama Hulya. Tetapi setelah mereka menikah dan menjadi keluarga yang bahagia sesuatu terjadi. @!#$%^&**(***!!@#!........<br />
<br />
Itulah sekilas cerita di Ayat-Ayat Cinta 2. Novel karangan Habiburrahman el-<strike>Syijari</strike> eh.. El Syirazi. Drama percintaan seorang manusia. Dan tak dipungkiri, dalam novel ini terjadi banyak unsur dakwah Islam dalam ceritnya, juga dengan berbagai perdebatan, ada yang menyangkut masalah Yahudi, Kristen, Atheis, Pluralisme Agama dan lain-lain. Saya yakin banyak hal baru yang akan dijumpai bagi mereka Muslim yang jarang membaca.<br />
<br />
Satu lagi. Yang saya heran adalah penokohan Fahri yang super <i>perfect</i>. Dia hafal Al Quran 30 Juz, taat beribadah, pintar, kaya, berprestasi, baik hati, tidak sombong, hampir selalu benar, banyak teman, tidak cepat marah, dan dapat perempuan yang wow.. Sungguh dahsyat pokoknya... <br />
<br />
Tapi sayang.. aku yang di sini bukanlah Fahri yang di sana.<br />
<br />
Salam.. <br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13076551440702218884noreply@blogger.com2