Wednesday, March 2, 2016

Belajar Sederhana

Sederhana itu indah. Mungkin hal yang paling indah.

Mengapa? Sebenarnya tidak ada alasan khusus atau penjelasan yang meyakinkan. Hanya saja ada suatu perasaan yang terkadang berkata, "jangan ke sana !" Tapi sayangnya perkataan tersebut tidak didengarkan, yang akhirnya berujung suatu penyesalan. Ini karena ke sana itu tidak sederhana.

Perasaan yang berkata tersebut seperti suara hati yang memberi arahan akan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Mengikuti suara hati tersebut, itulah sederhana.

Kebaikan dalam hidup, itulah sederhana. Karena banyak sekali hal yang buruk dalam kehidupan ini, dan semua keburukan tidak satu pun yang bersifat sederhana.

Aaaargh.. membicarakan hal ini membuat kepala bingung sendiri.
Kembali kepada hubungan sederhana dan keindahan.
1. Apakah hal-hal yang aneh itu indah?
2. Apakah hal-hal yang setengah/ belum jadi itu indah?
Tidak ada satu pun hal di atas yang indah, kecuali yang kebetulan. Hal-hal yang kebetulan pun akan berefek pada rasa iri yang menimbulkan kedengkian, dan itu bukanlah suatu sikap yang indah.

Cerita suatu drama yang berbelit-belit, berputar-putar tidak indah. Begitu juga cerita yang datar tidak berkonflik. Suatu cerita yang mengalir dam bisa membawa fikiran bergelanyut, sehingga timbul penyesalan ketika cerita tersebut harus berakhir, itulah keindahan.

Itulah yang ingin seharusnya ditangkap dan ditanamkan dalam sanubari. Cerita yang sederhana. Yang menyisakan wadah untuk tarikan nafas panjang, dan yang menutup bocornya sikap untuk suatu tindakan bodoh.

Jadi pada intinya, sederhana adalah tidak kurang dan tidak berlebih-lebihan. Apa takarannya? Takarannya ialah suara hati yang tersebut di atas. Dan masalahnya adalah, pastikan hati tersebut tidak bisu, sehingga ia bisa bersuara. Bila perlu bersihkan itu hati beserta corong-corongnya, sehingga suara yang timbul akan lantang dan menggema.

Satu lagi masalah, bila telah ada seruan suara tersebut. Mendengarkan, menjawab dan mengikutinya tidaklah mudah. Jadi siapkan mental untuk menghadapinya...

Sederhana oh sederhana.. Ternyata tidak sesederhana itu.

Ada satu larik puisi yang sangat indah (karena sisanya aku lupa). Ia berbunyi. "aku ingin mencintaimu dengan sederhana". Ini adalah salah satu kalimat dalam bahasa Indonesia yang paling indah. Sungguh kalimat sederhan yang penuh makna, kebaikan, dan harapan.




No comments:

Post a Comment