Thursday, October 16, 2014

Tidak Bisa Berjanji

Ternyata dan memang selalu.. "ternyata" kata itulah yang sering muncul ketika menyadari betapa munafiknya diri in. Mengingat dan membaca kembali janji-janji yang tertulis di pstingan-postingan yang telah lalu selalu memberikan pelajaran baru, atau pemahaman lama yang selalu diperbarui. Dan inilah hidup yang sedang kita alami. 

Penyesalan yang bertubi-tubi terkadang menghujani pikiran segar yang baru pulih dari penyakitan. Tetapi perbaikan yang tersusun untuk menutupnya dan membuka wawasan dan jalan baru selalu tersandung. Sandungan yang hanya sebentar tetapi seakan-akan menutup jalan keluar, dan membuat diri ini kembali ke rute lama yang berbelok-belok dan hanya berputar-putar tak tentu arah. 

Kejujuran untuk memberdayakan kemauan bertindak hal-hal baik selalu terhalang kebohongan-kebohongan kecil yang akhirnya datang menumpuk dan melupakan hasrat akan kemauan tersebut.

Jika saja, Malaikat menampakkan dirinya dan memberikan sedikit sentuhannya, mungkin saja aku bisa terbang dan mengarunginya seringan helaian bulu. Tapi kenyatan hanya menyuguhkan Syaitan-Syaitan yang berkeliaran. Yang selalu mengusik dan mengusik hati. Yang selalu merintih menggoda. Merayu dengan belaian lembut, menghilangkan logika.

Sudah seperempat semestar kulalui. Tidak terasa tapi inilah.... Dan minggu ini ujian pertama akan datang. UTS ! Apakah akan timbul kembali penyesalan-penyesalan ini? Who knows...? Aku masih tidak bisa berjanji dengan kata-kata. Tapi sungguh, aku sangat menginkan yang terbaik.

No comments:

Post a Comment